Amien Rais salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) masih aktif di pentas politik tanah air. Walau usianya sudah menjelang 75 tahun dia lantang melontarkan kritik ke pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Mantan Ketua Umum DPP PAN itu cukup sering mengeluarkan pernyataan kontroversial, semisal mendikotomikan kubunya sebagai partai politik Allah, sedangkan yang di luar koalisinya sebagai parpol setan.
Kemudian, mengibaratkan Pilpres 2014 seperti Perang Bharatayuda (perang saudara dalam cerita wayang Mahabarata), dan menuduh kegiatan Jokowi Presiden membagikan sertifikat tanah sebagai pembohongan publik.
Jelang Pilpres 2019, Amien Rais secara terbuka mendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pasangan calon presiden nomor urut 02 yang diusung Partai Gerindra, PKS, PAN, Partai Demokrat, dan Partai Berkarya.
Merespon sepak terjangnya itu, sejumlah tokoh pendiri PAN yang merasa risih menyarankan agar Amien Rais mengundurkan diri dari pentas politik.
Lewat rilis yang disampaikan hari ini, Rabu (26/12/2018), Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin, menyatakan perlu mengingatkan Amien Rais yang dianggap melanggar komitmen bersama.
“Setelah memerhatikan perkembangan kehidupan politik di Indonesia selama beberapa tahun terakhir, khususnya kiprah Saudara sendirian atau pun bersama PAN, kami sebagai bagian dari penggagas/pendiri PAN merasa bertanggung jawab dan berkewajiban membuat pernyataan untuk komitmen bersama kita pada saat awal pendirian partai,” kata Albert Hasibuan dalam rilisnya.
Poin-poin komitmen bersama itu, antara lain, PAN adalah partai reformasi yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat dan menegakkan demokrasi setelah 32 tahun di bawah kekuasaan absolut Orde Baru yang korup dan otoriter.
Kemudian, PAN adalah partai yang berasaskan Pancasila dengan landasan nilai-nilai moral kemanusiaan dan agama. PAN adalah sebuah partai modern yang bersih dari noda-noda Orde Baru dan bertujuan menciptakan kemajuan bagi bangsa.
Selain itu, PAN adalah partai terbuka dan inklusif yang memelihara kemajemukan bangsa, dan tidak memosisikan diri sebagai wakil golongan tertentu. Lalu, PAN adalah partai yang percaya dan mendukung bahwa setiap warga negara berstatus kedudukan yang sama di depan hukum, serta mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara, tidak mengenal pengertian mayoritas atau minoritas.
Sampai sekarang, belum ada tanggapan dari pihak Amien Rais atas saran Goenawan Mohammad dan kawan-kawan itu. Sekadar diketahui, awal Maret 2010, Amien Rais menyatakan mundur dari posisi Ketua Majelis Pertimbangan PAN, sekaligus mundur dari aktivitas politik praktis.
Berdasarkan catatan website resmi PAN, Amien Rais, Faisal Basri, Hatta Rajasa, Rizal Ramli, Goenawan Mohammad, Emil Salim dan AM Fatwa adalah pendiri partai berlambang matahari. Selain itu, masih ada sekitar 40 tokoh yang juga berjasa melahirkan PAN, seperti Toety Heraty, Albert Hasibuan, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao, dan tokoh-tokoh lainnya. (rid/den/ipg)