Sidang paripurna istimewa di DPRD Surabaya sempat diwarnai kejadian listrik padam selama beberapa detik, beberapa saat sebelum Joko Widodo Presiden berpidato, Rabu (16/8/2017).
Seperti di kota lainnya, agenda Sidang Paripurna Istimewa ini memang untuk melihat dan mendengarkan langsung pidato Presiden RI dalam rangka HUT Kemerdekaan ke 72, yang disiarkan langsung oleh TVRI.
Listrik padam tidak sampai satu menit. Para hadirin, termasuk Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya, Armuji Ketua DPRD Surabaya, juga anggota dewan dan kepala SKPD, kembali menyimak pidato Presiden setelah listrik kembali menyala.
Sidang paripurna yang dibuka sejak pukul 10.00 WIB berlangsung dua jam hingga pukul 12.00 WIB. Hadirin di Ruang Sidang Paripurna DPRD Surabaya juga sempat tertawa ketika mendengar doa Tifatul Sembiring untuk Joko Widodo Presiden.
Tri Rismaharini usai sidang paripurna mengatakan, momen peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia ke 72 ini seharusnya bisa menjadikan Indonesia untuk terbang lebih tinggi lagi.
“Sebenarnya kita (Indonesia,red) sudah jalan, sudah bergerak, dan siap terbang lebih tinggi lagi. Tapi kemudian ada masalah-masalah yang akan mengancam perpecahan,” katanya.
Risma sebagai Wali Kota Surabaya, mengajak masyarakat Kota Surabaya untuk meneguhkan niat, bahwa seluruh warga Surabaya merupakan satu bangsa dan satu tanah air.
“Karena dulu perjuangan merebut kemerdekaan ini tidak mudah. Mari bergandengan tangan. Tidak boleh ada lagi yang merasa paling benar, paling pintar, paling apapun tidak boleh. Setiap makhluk setiap insan pasti ada kelebihan dan kekurangan,” ujarnya.
Surabaya, kata Risma bisa menjadi kota yang lebih luar biasa bila warganya bersatu. Terbukti, kata dia, dengan partisipasi masyarakat, Surabaya banyak menuai prestasi.
“Ini bukan hanya soal angka-angka. Surabaya sudah membuktikan, kalau soal nilai survei Gallup (soal indeks perkotaan,red) kita tertinggi di atas Chenai (India,red),” ujarnya.(den/ipg)