Gerindra dan PAN Resmi Laporkan Victor Laiskodat ke Bareskrim Polri

Partai Gerindra dan Partai Amanat Nasional resmi melaporkan Victor Bungtilu Laiskodat Ketua Fraksi NasDem ke Bareskrim Polri.

Kedua partai tersebut melaporkan secara bergelombang yaitu yang pertama Gerindra yang diwakili Iwan Sumule Ketua DPP dan berikutnya PAN yang diwakili Surya I Wahyu Wasekjen.

Iwan menjelaskan, partainya melaporkan Victor dengan tuduhan melakukan ujaran kebencian dan diskriminasi seperti yang diatur dalam Undang-Undang ITE Pasal 28 ayat 2 dan UU KUHP pasal 156, serta UU nomor 40 tahun 2008 tentang diskriminasi.

“Kami menilai ucapan Victor itu bisa memecah kehidupan berbangsa dan bernegara. Dia (Victor) menyebar fitnah dan ujaran kebencian. Jadi kami melaporkan dengan tiga UU,” ujar Iwan di kantor Bareskrim, gedung KKP, Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2017).

Sementara Surya I Wahyu menegaskan kalau PAN melaporkan Victor atas dugaan ujaran kebencian dan penistaan agama.

“Kita sudah pelajari video Victor. Ada dugaan unsur ujaran kebencian, penistaan agama dan fitnah yang bisa memicu konflik,” kata Surya.

Sekadar diketahui, pidato Victor Laiskodat di NTT tersebut secara eksplisit telah menuduh Partai Gerindra, PAN, PKS dan Demokrat sebagai partai pendukung Khilafah. Bahkan keempat partai tersebut dianalogikan sebagai Partai Komunis Indonesia (PKI) 1965 yang layak dibunuh.

Sementara Fadli Zon Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menilai kalau ucapan Victor tersebut sudah melewati batas dan provokatif.

“Kita sangat sesalkan dan sangat memprihatinkan bisa terjadi seperti itu. Dari kalimat-kalimatnya ini adalah kalimat provokatif dan saya kira ini juga sudah crossing the line, sudah melewati batas, sudah melampaui batas, dan bisa menimbulkan berbagai reaksi yang tidak terduga,” kata dia.

Fadli juga mengaku telah menerima Penggalan video pidato Victor tersebut, sejak kemarin, Kamis (3/8/2017)

“Kemarin atau tadi malam menerima banyak sekali satu video yang didalamnya ada sebuah pidato dari ketua fraksi Nasdem saudara Viktor di NTT. Saya sendiri menerima itu sampai ratusan kali dari beragam kalangan, dan juga meminta sikap dari partai Gerindra, karena dalam video tersebut jelas-jelas ada satu tuduhan fitnah yang sangat kejam kepada Gerindra dan beberapa partai lainnya terkait dengan positioning terhadap republik Indonesia,” kata Fadli.(faz/ipg)