
Khofifah Indar Parawansa Menteri Sosial enggan berkomentar sehubungan dengan keinginan Forum Komunikasi Kiai Kampung Jatim (FK3J) yang akan mendukung dirinya sebagai calon Gubernur Jatim pada tahun 2018.
Langkah awal FK3J yang diketuai Gus Fahrul Bangil adalah akan berkirim surat kepada Joko Widoddo Presiden, agar merestui Khofifah untuk dicalonkan menjadi Gubernur Jatim, menggantikan Soekarwo, yang tidak akan mencalonkan lagi karena sudah menjabat dua periode.
Dalam pandangan Gus Fahrur, Ketua Umum PP Muslimat NU ini layak menjadi calon gubernur dilihat dari kapabilitas maupun pengalamannya dua kali menjadi menteri serta sebagai Anggota DPR RI.
Ditemui di Istana Negara, Selasa (4/4/2017), Khofifah mengatakan lain kali saja kalau bicara soal Pilgub Jatim.
Selain FK3J, ada beberapa elemen masa yang mendorong Khofifah agar ikut Pilgub Jatim untuk menebus kekalahannya masa lalu.
Elemen massa itu antara lain Muslimat dan Fatayat NU yang berbasis hingga pelosok desa.
Tjahjo Kumolo Menteri Dalam Negeri berpendapat mencalonkan diri atau dicalonkan dalam Pilkada, merupakan hak konstitusional seseorang.
Mengingat yang akan dicalonkan itu masih terikat oleh jabatan menteri, menurut tata krama harus rembukan dulu dengan presiden.
“Kalau keputusan ikut pemilihan Gubernur Jatim sudah bulat, Bu Khofifah harus minta izin kepada presiden. Aturannya hanya itu saja,” kata Mendagri.
Selain Khofifah, ada beberapa nama yang masuk bursa calon Gubernur Jatim, antara lain Tri Rismaharini Wali Kota surabya, Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jatim dan Abdul Halim Ketua DPRD Jatim.(jos/iss/ipg)