Kemenangan Donald Trump dinilai bisa membawa persoalan ekonomi, politik dan sosial Amerika Serikat menjadi lebih baik dan kembali menjadi negara super power. Trump juga dinilai mampu memahami insting dan sentimen yang tidak kelihatan di masyarakat dibandingkan Hillary Clinton.
Henry Subiakto Pakar Komunikasi Unair mengatakan, di sisi ekonomi dianggap bisa membawa perbaikan dibanding dengan Presiden Obama yang kondisi ekonominya tidak terlalu baik. Dalam artian, AS banyak diserbu produk asing terutama China.
“Produk China sudah masuk ke segala lini di AS, misalnya handphone ZTE bisa menduduki urutan ketiga di AS mengalahkan Iphone,” kata Henry pada suarasurabaya.net.
Dalam hal ini, Trump menawarkan nasionalisme dan ekonomi yang proteksionis pada produk AS. Itu menjadi semacam point dan AS bisa makin menguasai dunia.
Trump memang banyak “dimusuhi” media namun dengan Trump yang nasionalisme dan justru mendahulukan kepentingan ekonomi nasional ditambah dia yang seorang pengusaha menjadi menarik.
Di aspek nasional, kata dia, nampaknya disadari atau tidak Trump mampu menumbuhkan sentimen negatif di masyarakat.
“Kebanyakan orang yang tinggal di AS ini kan hampir tidak ada yang warga asli. Mereka menganggap imigran baru yang datang bisa menganggu imigran lama,” ujar dia.
Dengan janji yang disampaikan Trump bajwa akan membatasi imigran yang masuk bahkan akan membuat tembok di perbatasan menjadi sebuah kontroversi yang menarik.
Kata Henry, Trump juga sedikit banyak termasuk anti Islam itu juga menjadi bagian obsesi yang tersembunyi. Memang ada orang AS yang takut dengan Islam yang berkembang kecuali Islam yang berkembang di AS. Tapi ketika melihat ISIS di Timur Tengah ternyata ISIS lebih dekat dengan Hillary Clinton.
Trump janjikan akan bekerjasama dengan Rusia untuk memberantas ISIS. Hillary justru berjanji akan memperlakukan dengan baik pengungsi dari Timur Tengah yang datang ke AS.
“Itu yang tidak disukai warga AS dari Hillary karena pengungsi yang datang dianggap mendatangkan masalah tapi kok malah diterima,” katanya.
Kemenangan Trump juga menyiratkan pesan dari warga AS. Mereka (warga AS, red) memiliki kecenderungan senang dengan pemimpin yang tegas. Ini yang menjadi kekuatan agar AS menjadi negara yang super power dan nasionalisme AS bangkit.
AS, kata dia, merupakan negara besar yang kadangkala bisa memaksakan kehendak politiknya dan lebih mendahulukan HAM. “Ini pesan yang harus ditangkap atas kemenangan Donald Trump,” katanya. (dwi/ipg)