Trump Diminta Hormati Kebebasan Pers

Badan pengawas media Reporters Without Borders (Reporters Sans Frontieres/RSF) meminta Donald Trump Presiden terpilih Amerika Serikat menghormati kebebasan pers. Mereka menuding Trump mengintimidasi wartawan selama kampanye pemilihan umumnya yang kontroversial, Rabu waktu setempat.

Kebebasan mengekspresikan pendapat adalah amandemen pertama Konstitusi Amerika Serikat.

Grup berbasis di Paris itu risau dengan ancaman yang disampaikan Trump bahwa dia akan mereformasi undang-undang pencemaran nama baik AS, sehingga “ketika New York Times atau Washington Post menulis artikel (yang mengkritik dia), kami bisa menuntut mereka.”

Calon dari Partai Republik itu juga mencabut mandat para wartawan Washington post yang mengikutinya. Selain itu, RSF juga mengatakan, Trump juga mengeluhkan liputan “palsu dan tidak jujur” yang diterbitkan surat kabar mereka mengenainya

“Trump juga menghina dan menindas wartawan yang memberitakan dia secara negatif atau mengajukan pertanyaan sulit,” kata kelompok itu seperti dilansir AFP.

Menurut RSF, Miliarder tersebut menolak berpartisipasi dalam debat Partai Republik.

“Karena Fox News menolak mengganti reporternya Megyn Kelly sebagai moderator,” kata RSF

Trump mengklaim bahwa Kelly sangat marah dalam bentrokan sebelumnya dengan dia sampai-sampai ada “darah mengalir dari matanya, darah mengalir dari tubuhnya… dari mana saja.”

Christophe Deloire Sekretaris Jenderal RSF mengatakan, upaya Trump untuk membatasi “kebebasan pers selama kampanye presiden memberikan sinyal peringatan mengenai niatnya menjadi presiden.”

”Sebagai presiden, kami meminta dia untuk menjamin penghormatan terhadap kebebasan pers dan kebebasan berbicara berdasarkan Amendemen Pertama,” kata RSF, seperti dilansir Antara

Seperti yang diketahui Trump meraih kemenangan secara mengejutkan atas Hillary Clinton calon favorit dari Partai Demokrat. (ant/tit)