Sabtu, 23 November 2024

Tantowi Jadi Pembicara Kunci di Forum Walikota Cina dan Asean 2016

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Ilustrasi

Tantowi Yahya, Anggota Komisi 1 yang juga Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI diundang sebagai pembicara kunci di Forum pertemuan para walikota se Cina dan Asean di Nanning, Cina (27/9/2016).

Tema yang diusung forum tahunan yang dihadiri 150 walikota dan beberapa pejabat tinggi Cina dan negara Asean tersebut adalah “Jalur Sutra Maritim Cina Abad ke 21, Komunitas Kota di Cina dan Asean” (21st Century China Maritime Silk Road, China-Asean Community of Cities).

“Pemerintah Cina mencoba membangkitkan kembali jalur legendaris tersebut melalui program One Belt One Road, program maha besar yang akan mengintegrasikan 65 negara, 4.4 Miliar penduduk dan 40% GDP dunia. Jalur Sutra adalah jejak historis bangsa Cina sekitar 2 milenium lalu yang menghubungkan Barat, Timur dan Cina,” ujar Tantowi dalam pesan singkatnya pada suarasurabaya.net, Rabu (28/6/2016).

Jalur tersebut, kata dia, terbentang melalui daerah-daerah di Benua Asia dan Laut Mediterania. Disamping sebagai jalur dagang, Jalur Sutra juga memfasilitasi pertukaran budaya Cina dengan negara-negara di Barat, dan berkontribusi besar pada sejarah perdagangan Cina dengan negara-negara di Asia Tengah, Asia Tenggara, Asia Barat dan Afrika.

“One Belt One Road (OBOR) adalah desain besar Cina untuk mengintegrasikan semua bangsa dari Asia Tengah ke Eropa dan Afrika, dan dari Asia Tenggara ke Semenanjung Arab. Negara-negara yang dilalui Jalur ini digambarkan akan mendapatkan berbagai keuntungan. Bukan saja di bidang ekonomi dan perdagangan, tapi juga di hubungan manusia dengan manusia, konektivitas, pertukaran budaya dan sebagainya. Sebagai sebuah negara besar dan maju, Cina lebih banyak mengimpor (13.8%) daripada ekspor (8.9%),” kata Tantowi.

Dia mengatakan, Cina memilih Kazakhstan di Asia Tengah dan Indonesia di Asia Tenggara sebagai titik awal bangkitnya Jalur Sutra Abad 21 ini. Pemilihan kedua negara ini tentu bukan saja berdasarkan pada letak geografis tapi lebih pada kekuatan dan potensi ekonomi kedua negara. Kazakstan adalah negara bekas bagian Uni Soviet dgn ekonomi yang relatif stabil. Indonesia satu-satunya negara Asean yang menjadi anggota G-20.

Menurut Tantowi, bagi Indonesia yang 2/3 wilayahnya adalah air, dan menjadikan maritim sebagai poin penting yang mendasari kebijakan-kebijakan di bidang politik dan ekonomi, forum ini sangatlah penting dan tepat dari sisi waktu.

Dalam kesempatan berharga tersebut, Tantowi menjelaskan bahwa Indonesia dibawah kepemimpinan Jokowi Presiden sedang giat-giatnya membangun infrakstruktur di darat dan di laut dalam rangka menciptakan konektivitas. Dan bertekad menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Untuk membangun itu semua diperlukan dana yang sangat besar. Indonesia, kataTantowi, sangatlah realistis.

“Tidak lah mungkin membangun itu semua dengan hanya mengandalkan APBN. Diperlukan sinergitas dengan dunia internasional melalui berbagai sumber pendanaan, dan kerjasama komprehensif dengan negara-negara di kawasan,” ujar dia.

Tantowi menjelaskan, disinilah Indonesia menilai Forum 10+1 (Asean + Cina) sebagaimana yang terefleksi di Forum Walikota tersebut sebagai forum penting dalam mencari solusi kesinambungan pembangunan. Infrastruktur merupakan dasar pembangunan ekonomi yang bermuara pada kesejahteraan rakyat.

Dalam pidatonya Tantowi menghimbau agar Cina senantiasa aktif dalam menjelaskan kepada negara-negara yang dilalui Jalur Sutra abad ke 21 tersebut tentang apa itu OBOR, mengapa dan bagaimana pelaksanaannya. Cina harus mampu menjamin OBOR sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara melalui terciptanya lapangan pekerjaan, serta menjamin berlangsungnya stabilitas keamanan di setiap negara.

Indonesia menurut Tantowi menyambut baik program OBOR, dan akan ikut bergabung bersama beberapa negara lain setelah memperhatikan secara seksama berbagai kepentingan nasional.(faz/dwi)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs