Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) ingin agar Garis Besar Haluan Negara (GBHN) kembali ada sebagai haluan pemerintah Indonesia.
Sikap ini muncul sebagai reaksi atas keprihatinan para anak-anak Purnawirawan dan TNI-Polri dengan kondisi Indonesia, saat ini.
Yuli Andriyani Bendahara Pengurus Daerah XIII FKPPI Jatim mengatakan, saat ini Indonesia sedang berada dalam peperangan non militer.
“Apa-apa internasionalisasi. Perusahaan-perusahaan besar dikuasai asing. Negara ini, menurut kami sudah dikuasai asing,” ujarnya, Selasa (6/9/2016).
Kondisi ekonomi di Indonesia, kata Yuli, semakin memburuk. Dalam hal privatisasi atas kekayaan di Indonesia memang bisa dilakukan atas kerjasama dengan negara asing.
“Tapi kan harus ada batasannya, tidak bisa kemudian menyerahkan semuanya kepada asing,” ujarnya.
Dia memisalkan, dalam bidang pangan, perbankan, hingga komunikasi, Indonesia telah bergantung kepada negara asing.
“Terutama pangan, kita ini masih tergantung ke negara lain, lho. Ini kan sangat memprihatinkan,” katanya.
Atas keprihatinan ini, muncul sikap anggota FKPPI untuk mengembalikan ideologi Pancasila sebagai Ideologi bangsa Indonesia.
Selain itu, FKPPI juga menganggap bahwa pemerintahan yang sedang berjalan di Indonesia ini perlu haluan.
“Tidak bisa pemerintah menjalankan negara ini semau-maunya. Harus ada haluannya. Mobil aja ada haluannya, kita apa?” ujarnya.
Karena itulah, FKPPI mendukung agar GBHN kembali diadakan sebagai dasar haluan pemerintahan di Indonesia.
“Sikap ini muncul saat Munas FKPPI di Magelang, Maret 2015 lalu. Bersamaan saat itu, kami di FKPPI telah menjadi satu. Tidak ada lagi Gerakan Muda FKPPI, semuanya menjadi Keluarga Besar FKPPI,” ujarnya.
Bertepatan dengan hari ulang tahun ke-38, FKPPI hendak menggelar seminar akbar dengan tema Bersatu dan Berdaulat dalam Mempertahankan Pancasila, UUD 1945, dan NKRI menuju Indonesia yang Mandiri dan Sejahtera.
Dalam seminar yang akan digelar di Universitas Pembangunam Nasional (UPN) itu, rencananya FKPPI akan mengajak serta Resimen Mahasiswa (Menwa) dan mahasiswa-mahasiswa yang memiliki sertifikat Bela Negara untuk berpartisipasi.
Salah satu tujuannya, agar generasi muda Indonesia peduli kembali pada kondisi negara. “Kemana pemuda yang dulu pada 1997 menduduki Istana. Padahal kondisi sekarang ini lebih parah,” katanya.
FKPPI Jatim, dalam rangkaian peringatan HUT ke-38 akan mengadakan serangkaian kegiatan yang dimulai sejak 13 September mendatang. Mulai dari ziarah dan tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan 10 November, donor darah, hingga mendatangkan Budayawan Emha Ainun Najib.(den/ipg)