Francois Hollande Presiden Prancis menepis komentar Donald Trump calon presiden Amerika Serikat, bahwa Prancis “bukan lagi” Prancis yang dulu setelah serentetan serangan ekstremis.
“Prancis akan selalu menjadi Prancis, karena Prancis tidak akan pernah menyerah dan karena Prancis selalu mengedepankan cita-cita, nilai dan prinsip yang membuat kami diakui di seluruh dunia,” kata Hollande saat berpidato di kota barat daya Rivesaltes, Kamis (28/7/2016), seperti dikutip kantor berita AFP.
“Ketika kamu menurunkan standar, kamu bukan dirimu lagi. Itu sesuatu yang mungkin terjadi pada yang lain, di sisi lain Atlantik,” tambah Hollande mengacu pada Trump tanpa menyebut namanya.
Dalam sebuah jumpa pers di Florida pada Rabu, Donald Trump calon presiden dari Partai Republik mengangkat kasus pembunuhan seorang pastor lanjut usia. Selain itu seorang temannya yang baru-baru ini mengunjungi Prancis mengatakan kepadanya: “Saya tidak akan datang ke Prancis… Prancis bukan lagi Prancis.”
“Mereka pasti tidak akan suka saya mengatakan ini,” kata Trump, “tapi kau melihat apa yang terjadi di Nice. Kau melihat apa yang terjadi dengan pastor itu, yang seharusnya menjadi seorang pria luar biasa. Prancis bukan lagi Prancis.”
Dilansir dari Antara, Manuel Valls Perdana Menteri Perancis juga merespons komentar itu pada Rabu malam di Twitter, mengatakan Prancis tetaplah Prancis dan kuat.
Serangan 14 Juli di Nice yang menewaskan 84 korban dan serangan di satu gereja yang menewaskan seorang pastor diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS. (ant/tit/dwi)