Parlemen Myanmar memilih teman dekat dan orang kepercayaan peraih Nobel Aung San Suu Kyi menjadi presiden pada Selasa (16/3/2016) menjadikan Htin Kyaw kepala negara pertama yang tidak berlatar belakang militer sejak 1960-an.
Suu Kyi membawa partai Liga Demokrasi Nasional (NLD) pimpinannya mencapai kemenangan telak pada pemilihan umum November, namun konstitusi melarangnya menjadi kepala negara.
Dia berjanji menjalankan negara melalui perwakilan presiden dan pada Kamis, dan pada Selasa NLD mencalonkan Htin Kyaw untuk peran tersebut.
Dia memimpin lembaga derma yang didirikan Suu Kyi, dan menjadi salah satu anggota terpercaya di lingkaran dalamnya sejak pertengahan 1990-an. Dia bukan anggota parlemen.
“Hasil hari ini karena kecintaan rakyat kepadanya. Ini kemenangan saudari saya Aung San Suu Kyi,” kata Htin Kyaw kepada Reuters setelah pemungutan suara seperti dilansir Antara.
Mayoritas anggota NLD memastikan kemenangan pilihan Suu Kyi itu dalam pemungutan suara kedua parlemen. Htin Kyaw mendapatkan 360 dari 652 suara, kata pejabat parlemen yang bertugas menghitung suara.
Suu Kyi, yang menjadi anggota parlemen pertama yang memberikan suara, bertepuk tangan dan tersenyum setelah hasilnya diumumkan.
“Ini hari yang besar bagi kita,” Zar Ni Min, anggota parlemen majelis rendah dari NLD, mengatakan setelah pemungutan suara. “Ini apa yang kami harapkan sejak dahulu,” tambahnya.
Militer yang kuat masih menduduki seperempat dari jumlah keseluruhan kursi parlemen, dan di bawah konstitusi memiliki hak untuk mencalonkan salah satu dari tiga kandidat presiden. Calon dari militer, pensiunan jenderal Myint Swe, mendapatkan 213 suara, yang menjadikannya wakil presiden pertama. (ant/dwi)