Andreas Hugo Pareira ketua DPP PDI Perjuangan menegaskan, partainya akan memutuskan siapa calon gubernur DKI Jakarta pada Juli 2016.
“Saya kira sampai bulan Juli nanti baru kita putuskan itu. Artinya, mekanisme ini biar berjalan sesuai dengan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU),” ujar Andreas menanggapi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang akhirnya memilih sebagai calon independen dari pada diusung partai.
Dia mengatakan, PDI Perjuangan memberi apresiasi kalau Ahok lebih memilih keluar dari bakal calon gubernur DKI Jakarta yang diusung PDIP, tetapi itu akan menjadi catatan publik terhadap konsistensi seorang calon (Ahok).
PDIP sendiri, kata Andreas, punya banyak calon dan tetap percaya ada kader Partai yang akan dipilih untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
“Ya, PDI perjuangan tetap yakin punya stock calon dari kader-kader parta yang ada,” ujar dia.
Andreas menegaskan, sejauh ini, PDI Perjuangan selalu terbuka untuk siapapun yang akan maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta, tetapi soal Ahok, sebenarnya dia sendiri yang meniggalkan PDI Perjuangan.
“Ya selama ini kita tidak pernah menutup pintu. Yang meninggalkan PDI Perjuangan kan pak Ahok. Kita terus terbuka, ya kan?” kata dia.
Menurut Andreas, PDI Perjuangan mempunyai kader-kader bagus, diantaranya Djarot Syaiful Hidayat (Wagub DKI), Tri Rismaharini (Walikota Surabaya), dan Ganjar Pranowo (gubernur Jawa Tengah).
Dia menjelaskan, sikap Teman Ahok untuk mengusung kembali menjadi calon gubernur DKI, mengesankan seolah-olah ada ketidakpercayaan terhadap institusi Parpol. Padahal, Parpol merupakan instrumen penting dalam sistem demokrasi di Indonesia.
Sekadar diketahui, Teman Ahok (pendukung Ahok) tidak setuju kalau Ahok diusung oleh partai dalam pencalonan Gubernur DKI Jakarta 2017. Ahok akhirnya lebih memilih Teman Ahok, dan maju sebagai calon dari jalur Independen.(faz/dwi)