Mencermati suasana kehidupan politik nasional jelang Pilkada serentak yang mulai menghangat. Muhammadiyah menyadari bahwa politik itu sarat prokontra dan kontroversi tergantung kepentingan para pihak untuk memperebutkan kekuasaan. Harapan utamanya kontestasi politik itu berlangsung demokratis, elegan, bermartabat, dan berkeadaban. Selain itu para pihak tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan Pancasila sebagai basis berpolitik adiluhung, serta tidak boleh mengabaikan dan menihilkan nilai-nilai luhur itu. Kepada kekuatan-kekuatan nonpartai termasuk ormas dan media massa agar tetap menjalankan peran sosialnya yang mencerdaskan dan mencerahkan serta tidak partisan sehingga kehilangan fungsi kontrolnya.
Demikian disampaikan Haedar Nasir Ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dalam keterangan persnya, Jumat (14/10/2016).
Khusus kepada keluarga besar Muhammadiyah, kata Haedar, hendaknya istiqamah berpegang pada Khittah dan Kepribadian Muhammadiyah dengan mengindahkan hal-hal berikut,
Pertama, tetap memposisikan dan memerankan Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah kemasyarakatan yang tidak berpolitik praktis.
Kedua, tidak membawa institusi organisasi termasuk ortom dan amal usaha dalam percaturan politik dukung mendukung atau tolak menolak sebagaimana garis Persyarikatan.
Ketiga, tidak membikin pernyataan-pernyataan resmi yang mengatasnamakan Muhammadiyah.
Keempat, mengedepankan akhlak karimah dalam berpendapat, bersikap, dan bertindak sesuai tuntunan Islam.
Kelima, menjauhkan diri dan tidak melakukan hal-hal yang anarki, kekerasan, permusuhan, kebencian, dan konflik yang merugikan kehidupan bersama.
Keenam, bekerjasama dengan pihak manapun untuk kebaikan dan kemaslahatan serta menciptakan ketertiban dalam masyarakat luas
Ketujuh, tetap bergairah membangun amal usaha dan kegiatan-kegiatan dakwah yang membawa kemajuan umat dan bangsa.
“Agar sesama anak bangsa saling menghormati dan saling percaya, serta tidak saling merendahkan dan menghinakan martabat, sehingga perbedan politik tetap bermartabat dan berkeadaban. Kembangkan sikap saling toleran dan tidak menghujat sebagai cermin bangsa berakhlak utama,” ujar Haedar.(faz/dwi)