Ade Komarudin Ketua umum Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) menegaskan bahwa SOKSI harus lebih banyak berbuat untuk kepentingan rakyat.
Sebagai komitmen mewujudkan kepentingan rakyat, kata Ade, SOKSI fokus pada beberapa hal, diantaranya adalah penyelamatan negara. “Dalam konteks ini, kita bisa belajar dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam aspek nasionalisme, dimana saat itu, Sri Sultan mengeluarkan maklumat 5 September 1945 yang menyatakan bahwa DIY adalah bagian dari NKRI, dan Sultan Yogya langsung bertanggungjawab kepada presiden RI,” kata Ade dalam sambutan Musda V SOKSI DIY, di Bantul, Sabtu (10/10/2015).
Fokus kedua, lanjut Ade, menyelamatkan Golkar yang selama dua tahun ini, larut dalam konflik. Adanya dua kubu (Agung Laksono dan Aburizal Bakrie) di tubuh Golkar, harus disatukan kembali.
“Ini partai sedang sibuk dengan konflik, sehingga Golkar tidak siap. Untuk itu harus bersatu membangun kembali partai Golkar. Sebab, akibat dari konflik dua kubu, momen yang hilang adalah pilkada. Dampaknya, kita menjadi tidak begitu siap,” kata dia.
Ade menegaskan, melalui momen Musda ini, penyelamatan SOKSI DIY dimulai. Sebab, SOKSI DIY berjalan seperti wujuduhu kaadamihi (ada tapi seperti tidak ada). Menurutnya, organisasi SOKSI adalah organisasi pengabdian.
“Ini tempat mengabdi kepada rakyat. Salah satunya, dengan menguatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sebagai kunci mewujudkan kemandirian ekonomi sebagaimana visi Nawacita pemerintahan Jokowi-JK,” katanya.
Sementara itu, dalam Musda V SOKSI DIY, selain dihadiri jajaran pengurus SOKSI, tampak hadir pula direktur utama BNI, direktur utama Perusahaan Pengelola Aset (PPA), dan direkur utama Jamkrindo, serta direksi Bank BRI,
“Saya bersyukur atas kehadiran beliau, dan semoga beliau-beliau dapat membantu mengembangkan UMKM di Yogyakarta,” kata dia.
Sementara itu, Mukhamad Misbakhun ketua bidang UMKM Depinas SOKSI mengatakan, UMKM berada dalam satu tarikan nafas dengan kemandirian ekonomi.
“UMKM adalah pencipta lapangan kerja. Entitas bisnis yang ketika diberi kepercayaan oleh dunia perbankan, terbukti mampu mengembalikan dalam tingkat yang lebih baik daripada korporasi-korporasi besar maupun konglomerasi,” kata Misbakhun.
Menurutnya, di tengah arus liberalisasi ekonomi saat ini, keberadaan UMKM harus dibela kepentingannya. Pasalnya, adanya tekanan global yang mengharuskan negara-negara di dunia melakukan penyesuaian yang mengarah pada globalisasi dan liberalisasi pembangunan. Serta, adanya tekanan domestik setelah keluar dari kegagalan sistem dirigenisme pemerintah dalam pembangunan.(faz/fik)