Syaifullah Tamliha Wakil Ketua Komisi I DPR RI Fraksi PPP menegaskan jika ada reshuffle kabinet jilid II, yang akan dilakukan oleh Jokowi Presiden dalam waktu dekat ini, belum tentu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) senang karena khawatir kursi mereka akan berkurang. Sebab, kalau sebelumnya KIH lima parpol (PDIP, PKB, NasDem, PPP, Hanura), maka dengan masuknya PAN akan menjadi enam parpol pendukung pemerintah.
“Hitung-hitungan matematikanya kalau dulu KIH terdiri dari 5 parpol = 1/5, maka dengan 6 parpol maka menjadi 1/6, maka jatah KIH pasti berkurang. Tapi, yang penting bagaimana menteri-menteri itu mampu meningkatkan penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) dan ternyata banyak menteri yang gagal termasuk Susi Pudjiastuti menteri KKP,” tegas Syaifullah Tamliha dalam dialektika demokrasi “Reshuffle Kabinet Jilid II Kepentingan Siapa?” di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (12/11/2015).
Menurut Tamliha, dalam setahun ini Menteri KKP targetkan PNPB sebesar Rp 500 M, tapi faktanya hanya Rp 30 M. Di mana meledakkan kapal-kapal itu justru tidak efisien, karena biayanya cukup mahal. “Sebaiknya, ditenggelamkan saja agar bangkai kapal itu menjadi rumpun bagi ikan,” ujarnya.
Demikian pula Siti Nurbaya menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), apakah sudah pada tempatnya? Karena dalam menangani kabut asap sangat lamban, Lukman Hakim Saifuddin Menag RI apakah sudah mampu menangani musibah crane dan Mina di Makkah, dan juga Yasonna Laoly Menkumham. “Kalau orang seperti Yasonna itu dibiarkan, maka akan merusak pemerintahan sendiri,” tambahnya.
Namun, apakah menteri-menteri itu layak direshuffle, tentu kata Tamliha, tergantung kinerjanya selama ini dirasakan manfaatnya oleh rakyat. “Tapi, dengan masuknya PAN tentu kekuatan di parlemen akan makin kuat, dan presiden membutuhkan itu di parlemen. Namun, apakah kinerja para menteri itu selama ini sudah sesuai dengan Nawacita belum? Jadi, kalau reshuffle ini belum juga beres, maka persoalannya ada pada Jokowi Presiden,” pungkasnya.(faz/dop)