Pemberitaan tentang keberadaan ISIS diharapkan tidak menyinggung umat beragama di Indonesia. Pasalnya, ada beberapa media yang mengilustrasikan bahwa gerakan ISIS itu identik dengan Islam. Padahal, ISIS murni adalah gerakan politik yang menggunakan terminologi dan simbol Islam dalam memperluas kekuasaan dan jaringannya.
“Tadi ada beberapa orang yang telepon saya. Mereka sama sekali keberatan jika ISIS diidentikkan dengan Islam. Karena itu, mereka meminta agar ilustrasi pemberitaan tentang ISIS tidak dikaitkan dengan Islam dan umat Islam Indonesia,” ujar Saleh Partaonan Daulay Ketua Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Menurutnya, keberatan itu sangat beralasan mengingat mayoritas umat Islam Indonesia menolak ISIS. PBNU, PP Muhammadiyah dan ormas-ormas besar Islam lainnya telah menyatakan menolak ISIS dan secara aktif mengingatkan anggotanya agar tidak terpengaruh. Ini tentu saja bisa direpresentasikan sebagai penolakan resmi umat Islam pada ISIS.
“Semua pihak tentu membutuhkan media. Namun tentu kearifan para pengelola media juga penting agar tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Karena itu, pemberitaan tentang ISIS perlu didudukkan dalam konteks politik, bukan agama,” papar Anggota F-PAN, asal Dapil Sumut II ini.
Meskipun kelihatan sederhana, tetapi hal ini tentu sangat penting diperhatikan. Apalagi, saat ini berita-berita tentang ISIS mendapatkan proporsi yang cukup besar. Jangan sampai niat baik media justru disalahtafsirkan oleh masyarakat.(faz/dwi)