Megawati Soekarno Putri Ketua Umum PDI Perjuangan mengingatkan beberapa tim kampanye pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk tidak menyalahgunakan kedekatannya dengan Presiden dan wakil Presiden. Bahkan pernyataan, Megawati ini disampaikan secara langsung ketika menyampaikan orasi politik saat membuka Kongres IV PDI Perjuangan di Sanur, Bali, Kamis (9/4/2015).
“Saya melihat ada praktek yang berlawanan kerap terjadi, padahal harusnya tim pemenangan mengabdikan untuk kepentingan bangsa bukan untuk memobilisasi kekuatan yang rentan ditumpangi kepentingan penumpang gelap,” kata Megawati.
Mega mencurigai ada upaya untuk memobilisasi kekuasaan untuk menguasai sumber daya alam yang ada di negeri ini. Kekuatan ini, awalnya berkedok kerakyatan namun saat ini mulai berubah menjadi haus kekuasaan.
“Kini saatnya, kepemimpinan nasional yang baru ini lebih tegas, Kontrak Merah Putih harus ditegakkan. Negosiasi kontrak migas dan tambang harus ditegakkan kembali,” kata Mega.
Sementara itu, Pramono Anung mantan Sekjen PDI Perjuangan mengatakan apa yang disampaikan Megawati adalah bukti adanya beberapa mantan tim pemenangan yang kini ada di lingkaran dekat Jokowi yang ternyata berusaha merusak citra pemerintahan.
“Selama enam bulan ini memang terjadi pro dan kontra di masyarakat, jangan sampai penumpang gelap ini memanfaatkan Presiden yang jujur dan baik ini untuk kepentingan tertentu,” kata Pramono.
Terkait hal ini, Pramono mengaku secara khusus telah diminta oleh Megawati untuk bertemu dengan Jokowi pada Minggu (5/4/2015) silam. Dalam pertemuan itu, Pramono secara khusus minta Jokowi bisa berhati-hati dengan orang terdekatnya.
Meski tak menyebut nama orang dekat Jokowi, namun Pramono mengatakan jika orang dekat inilah yang belakangan mulai menjadikan Jokowi berjarak dengan para ketua-ketua umum partai politik.
“Saya sudah bicara pada Pak Jokowi. Kalau pola komunikasi seperti ini tidak bisa dibiarkan. Tidak hanya PDI Perjuangan yang merasakan, bahkan termasuk Pak Surya Paloh, Pak Muhaimin, Pak Romi (Romahurmuziy), semua keluhan yang sama,” kata dia. (fik/dwi)