Marzuki Alie Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD), siap maju sebagai calon ketua umum jika memang diberi amanat pemilik suara dalam kongres apapun risikonya termasuk jika harus masuk penjara ataupun dikucilkan dari partai.
”Kalau pemilik suara memberi amanat, saya tidak boleh menolak. Apapun tugas yang diberikan partai, apapun risiko, baik itu masuk penjara atau dikucilkan dari partai saya siap jika memang pemilik suara menugaskan saya maju sebagai ketua,” kata Marzuki di Jakarta, Selasa (21/4/2015).
Meski Marzuki yakin SBY adalah calon terkuat namun, suara yang meminta adanya regenerasi kepengurusan menurutnya juga kian menguat. Regenerasi tegas Mantan Sekjen PD ini adalah keniscayaan, tuntutan zaman. Yang harus dipastikan adalah kapan regenerasi itu harus dilakukan, apakah sekarang atau nanti.
”Yang pasti regenerasi dilakukan untuk kepentingan partai yang lebih baik. Kalau regenerasi dilaksanakan asal-asalan bisa jadi malah tidak membuat partai lebih baik,” katanya.
Marzuki sendiri sudah melakukan survei pribadi dengan menghubungi sekitar 120 pemilik suara. Hasilnya menurut Marzuki, 100 suara menyatakan SBY cukup jadi “bapak partai” saja, sebagai pemersatu partai, tidak perlu jadi ketua umum. Selain itu, 10 suara lain bersikap lebih hati- hati dan meminta langkah SBY jangan sampai membuat partai terpecah-belah, sedang sepuluh responden survey lain meminta SBY dan MA melakukan komunikasi demi perbaikan partai.
Menurut Marzuki, dari suara 100 responden yang meminta SBY tidak lagi terjun ke dunia politik praktis karena alasan menjaga kehormatan SBY serta menjauhkannya dari potensi terciprat kotornya dunia politik praktis. Misalnya, memecat kader yang nakal, dihujat dan didemo kader yang tidak puas, difitnah dan sebagainya.
”Apalagi jika harus turun langsung mengurusi hal-hal teknis. Itu jangan lagi dibebankan ke Pak SBY,” kata dia.
Menurut Marzuki, secara konsep, politik itu mulia jika dilakukan demi kepentingan berbangsa. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa dalam praktiknya politik itu kotor. Selalu bersinggungan dengan kekuasaan, konflik, kepentingan, dan area-area rawan konflik lainnya. “Itu sebabnya, mayoritas pemilik suara kongres PD yang saya survey menyayangkan kalau Pak SBY harus dilibatkan lagi dalam praktik politik praktis,” tuturnya.
Kader PD menurut Marzuki bukan tidak mau dipimpin lagi oleh SBY. Kader-kader PD justru menghargai SBY dan ingin menempatkannya dalam posisi yang lebih terhormat sebagai ketua majelis tingi kehormatan partai. ”Pak SBY adalah bapak partai, pemersatu partai. Jangan sampai posisinya yang sangat terhormat itu dipaksa-paksa oleh orang-orang dekatnya untuk terjun lagi sebagai ketua partai,” katanya.
Orang-orang yang mendorong SBY maju lagi itu, menurut Marzuki, tidak menghormati SBY dan tidak menjaga kehormatan partai. Orang-orang seperti itu tidak layak, karena hanya berpikir untuk kepentingan diri sendiri,”Jadi jangan lagi ada Plt pemilik suara atau ketua-ketua DPC dan DPC karena itu melanggar AD/ART.Kalau ini dilanggar ini bisa jadi cikal bakal kongres tandingan,” tandasnya.(faz/iss/ipg)