Yorrys Raweyai Wakil Ketua Umum Partai Golkar kubu Agung Laksono, berhasil merebut ruang Fraksi Partai Golkar (FPG) yang selama ini diduduki kubu Aburizal Bakrie.
Yorrys masuk ke ruang FPG di Gedung Nusantara 1 lantai 12 kompleks DPR RI dengan cara mendobrak pintu bersama politisi Golkar pendukung Agung Laksono lainnya, Senin, (30/3/2015).
Dalam ruang FPG waktu itu sedang ada diskusi yang dihadari oleh Adhie Massardi dari Indonesia Bangkit. Beberapa wartawan yang hadir dalam diskusi tersebut sempat terjebak di tengah keributan. Namun tidak sampai terjadi kekerasan fisik.
Kapolda Metro Jaya sempat datang di TKP, dan melihat dari luar setelah Yorrys bersama elit pendukung Agung Laksono menguasai ruang fraksi. Setelah melihat situasi cukup aman, Kapolda langsung meninggalkan lantai 12 gedung Nusantara 1 markas FPG.
Adhie Massardi sebagai nara sumber menyayangkan kubu Agung Laksono yang menggunakan cara-cara premanisme.
Kata Massardi, ini adalah dampak pengambilan keputusan yang salah dari Yasonna Laoyli.
“Kalau saja keputusan MenkumHam atas dasar kebenaran bukan pesanan, tidak seperti ini nasib Partai Golkar,” kata Adhie
Sementara itu, Ketua Fraksi kubu Agung Laksono, Agus Gumiwang Kartasasmita tiba di ruang FPG sekitar pukul 17.55, dan langsung menggelar rapat perdana.
Kata Agus Gumiwang, riwayat kubu Aburizal Bakri sudah tamat, tidak berhak menggunakan ruang FPG ini.
Bambang Susatyo Sekretaris FPG kubu Aburizal Bakri mengatakan, masyarakat akhirnya tahu sendiri Agung Laksono itu bonekanya siapa.
“Yasonna Laoly, MenkumHam harus bertanggungjawab, atas penyerbuan di ruang FPG oleh kubu Agung Laksono,” kata Bambang.
Yasonna Laoly MenkumHam sendiri membantah ada pesanan politik dibalik pengakuannya terhadap hasil Munas Golkar Ancol dibawah kepemimpinan Ketum Agung Laksono.
MenkumHam mengatakan, tidak mengambil keuntungan apapun atas keputusan tersebut.
Di sisi lain, Siti Zuhro peneliti dan pengamat politik LIPI mengatakan, MenkumHam mengakui kubu Agung Laksono, karena mendukung koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang dinahkodai Megawati Soekarnoputri. (jos/dop/ipg)