Dalam pertemuan dengan pimpinan KPU, Bawaslu dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilihan Umum (DKPP), Jokowi Presiden mempertanyakan pilkada serentak yang belum kelihatan gregetnya.
Berbeda dengan pelaksanaan pemilu legislatif dan pilkada sebelumnya yang cukup marak, gambar calon berteberan dimana-mana. Presiden khawatir masyarakat tidak tertarik dengan pilkada serentak atau ada persoalan lain.
Menjawab pertanyaan Presiden, Husni Kamil Malik ketua KPU menjelaskan, KPU sengaja memperketat aturan kampanya Pilkada, untuk menghindari benturan di lapangan.
Sehingga penempatan tanda gambar atau peraga kampanye pun diatur dan disiapkan KPU. “Kalau ada calon yang memasang tanda gambar semaunya sendiri, dan mengganggu ketertiban umum akan langsung diturunkan,” kata Husni Malik.
Namun Jimly Assiddiqi ketua DKPP menilai aturan kampanye pilkada serentak terlalu ekstrem, dibanding pemilu legislatif dan pilkada yang lalu.
Seperti diketahui, Pilkada serentak di 269 daerah akan diselenggarakan bulan depan, tanggal 9 Desember 2015 tapi ketua DKPP itu belum mengumumkan susunan pesta demokrasi.
“Pilkada serentak ini jadi dilaksanakan atau tidak?” tanya Jimly.
Jimly mengatakan, sudah keliling ke mana-mana, tapi belum melihat hiruk pikuk dan kemeriahan pesta demokrasi. Sehingga wajar kalau Presiden mempertanyatakan pilkada serentak yang sampai sekarang masih sepi. Spanduk atau baliho yang berisi ajakan menggunakan hak pilihpun belum terlihat.
Sementara itu Hadar Nafis Gumai Komisioner KPU menjelaskan, ada kendala yang belum terselesaikan calon yang masih dipersoalkan di MK maupun di MA, sehingga mengganggu pengadaan logistik. (jos/rst)