Menghadapi pasangan calon incumbent Risma-Wisnu yang didukung PDIP, Dhimam Abror mengaku tidak muluk-muluk. Ditanya soal strateginya, mantan Ketua PWI Jawa Timur itu menyerahkan sepenuhnya pada para politisi partai yang mendukung.
“Saya tidak paham politiknya,” lanjut dia. Ditambahkan Dhimam, untuk menjadi Walikota Surabaya sepenuhnya dia dasarkan atas niatan mulia, ibadah. Ibadah untuk Surabaya.
“Keinginan untuk memberikan apa yang saya punya dan mampu saya berikan kepada bangsa dan negara ini, adalah bagian dari ibadah. Termasuk mencalonkan diri jadi Walikota Surabaya adalah ibadah,” kata Dhimam Abror.
Sederet pengalaman, mulai dari profesi sebagai jurnalis di sejumlah media besar hingga menduduki ketua kumpulan jurnalis di Indonesia memang pernah diduduki Abror.
Juga sebagai ketua organisasi olah raga di Jawa Timur, Abror memimpin dengan cemerlang. “Pengalaman itu bisa jadi bekal saya untuk mengabdi dan beribadah demi masyarakat Surabaya pada khususnya,” tegas Abror.
Meski banyak cemooh diterima Abror sebagai calon boneka dalam Pilwali Surabaya 2015 ini, laki-laki yang akrab dengan banyak kalangan tersebut tetap maju.
“Saya tidak paham politik. Itu urusannya bapak-bapak disana. Tapi keinginan terutama saya adalah untuk mengabdi dan beribadah demi Surabaya,” tukas Abror.
Berpasangan dengan Haris Purwoko, bakal calon walikota dan wakil walikota Surabaya yang diusung Partai Demokrat dan PAN ini akan mendaftarkan diri ke KPU Surabaya Senin (3/8/2015) sekitar pukul 15.00 wib.(tok/rst)