Konstelasi politik dalam Pilwali Kota Surabaya 2015 memunculkan Koalisi Majapahit sebagai salah satu kekuatan yang perlu diperhitungkan, di awal-awal deklarasi.
Koalisi yang sejak awal deklarasi terdiri dari Partai Demokrat, PAN, Gerindra, PKB, PKS, dan Golkar ini sedikit demi sedikit makin berjalan tidak harmonis.
Ketidakharmonisan koalisi ini makin terlihat ketika Partai Demokrat dan PAN memilih mengambil sikap berseberangan dengan Koalisi, yaitu dengan mencalonkan pasangan Dhimam Abror-Haries Purwoko, hingga Rasiyo-Dhimam Abror, tanpa melibatkan gabungan parpol tersebut.
Ditambah lagi, adanya satu partai yang tergabung dalam Koalisi Majapahit yang merasa ditinggalkan dalam hal mengambil setiap keputusan.
Pertiwi Ayu Krishna Wakil Ketua DPD Golkar Surabaya mengatakan dalam pergerakan politik Koalisi Majapahit, Golkar tidak pernah mendapat kabar apapun.
Misalnya tentang agenda kegiatan Koalisi Majapahit, kata Ayu, tidak pernah sampai ke internal partai yang identik dengan warna kuning ini.
Padahal, lokasi kantor sekretariat bersama Koalisi Majapahit bersebelahan dengan gedung DPD Golkar Surabaya di Jalan Adityawarman.
“Bagaimana saya bisa berkomentar tentang sikap partai kalau kami tidak pernah mendapat kabar perkembangan dari Koalisi,” katanya kepada wartawan di DPRD Kota Surabaya, Jumat (14/8/2015).
Delegasi di Koalisi Majapahit dari internal kepengurusan Golkar, menurut Ayu, hampir tidak pernah memberikan kabar seputar langkah politik yang terjadi.
Ini terjadi sejak masa penjaringan, hingga batalnya pengusungan calon dari Koalisi Majapahit secara tiba-tiba. Detail informasi mengenai hal-hal itu tidak sampai ke internal pengurus DPD Golkar.
“Seharusnya apapun yang menjadi sikap politik Koalisi Majapahit harus diplenokan di internal partai,” ujar perempuan yang juga menjabat Ketua Fraksi Golkar di DPRD Surabaya.
Ayu mengatakan, bila Golkar dianggap tidak bersikap dalam konstelasi Politik di Surabaya, itu bukan berarti Golkar lemah.
“Tapi delegasi kami (di Koalisi Majapahit–Red) memang tidak pernah memberi kabar,” katanya. Sementara partai lain di dalam Koalisi Majapahit, selalu membahas sikap politiknya di internal masing-masing. (den/ipg)