Agus Hermanto Wakil Ketua DPR RI bidang Ekonomi dan Pembangunan menilai, rencana penghapusan bahan bakar Premium atau Ron 88 ke Ron 90 atau pertalite perlu dikaji lagi.
Menurut Agus, kilang-kilang minyak di Indonesia masih memproduksi Ron 88 sehingga masih perlu persiapan untuk memproduksi Ron 90. Kalau tidak dipersiapkan terlebih dulu, maka hal itu akan memicu impor.
“Artinya, kalau kita akan mengubah Ron, maka akan memicu impor. Kita akan import sebanyak-banyaknya. Lho, bagaimana semangat kita? Masa kita bukannya memperkuat produksi dalam negeri, tapi malah impor,” ujar Agus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Dia menyarankan, solusi yang tepat adalah dengan memperkuat kilang-kilang minyak yang ada terlebih dulu dengan membuat Ron di atas 90.
Agus menegaskan, kalau nekat melakukan impor, maka harganya akan lebih mahal, apalagi pemerintah sudah tidak mencanangkan subsidi BBM.
Akibat dari impor, menurut Agus, akan memicu kenaikan harga barang-barang lainnya dan membuat masyarakat menganggap kebijakan pemerintah seperti neoliberalisme.(faz/ipg)