Bambang Soesatyo anggota komisi hukum DPR RI mengingatkan Panitia Seleksi Calon pimpinan (Pansel Capim) KPK harus mampu menangkal intervensi kelompok kepentingan yang ingin meloloskan figur andalan mereka.
“Kini, ketika Pansel terus mengerucutkan jumlah figur Capim KPK, kelompok-kelompok kepentingan semakin aktif bergerilya,” ujar Bambang di Jakarta, Minggu (26/7/2015).
Ia menjelaskan, dari 48 orang yang lolos seleksi tahap dua, bukan tidak mungkin beberapa di antaranya adalah figur-figur yang menjadi favorit kelompok-kelompok kepentingan tersebut.
“Maka, Pansel Capim KPK harus ekstra waspada. Sekali lagi, jangan terpukau pada kualifikasi, riwayat karir atau popularitas figur. Jauh lebih penting adalah bersihnya rekam jejak,” paparnya.
Karena jumlah peserta seleksi Capim KPK akan terus berkurang, kata Bambang, Pansel memiliki ruang yang lebih besar untuk menelusuri rekam jejak dari figur-figur yang lolos pada setiap tahapan seleksi. Semangatnya adalah negara dan KPK tidak boleh kecolongan.
Ketika proses hukum kasus-kasus besar seperti skandal Bank Century, penyalahgunaan dana BLBI (Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) hingga kasus penggelapan pajak tak kunjung tuntas ditangani, negara dan KPK sejatinya sudah kecolongan.
Sebab, menurut Bambang, bukan tidak mungkin ada kekuatan di tubuh KPK yang memang tidak ingin kasus-kasus besar itu dituntaskan. Kasus-kasus besar itu bisa diambangkan karena desakan maupun tekanan dari kelompok-kelompok kepentingan yang “memiliki” orang kepercayaan mereka di KPK.
Kecolongan itu tak boleh berulang. Konsekuensinya, Pansel memang harus bekerja keras. Pansel sendiri pun akan menghadapi ujian yang maha berat, utamanya terhadap reputasi, kredibilitas dan moral. Demi meloloskan figur yang dijagokan, kelompok-kelompok kepentingan akan mengerahkan jaringan mereka untuk menggoda semua anggota Pansel.
Strategi mereka pun beragam. Bukan hanya menyiapkan uang sogok, mereka bahkan bisa mengerahkan jaringan untuk melobi penguasa.
“Bisa terbentuk kekuatan yang sangat besar dan powerfull manakala kelompok-kelompok kepentingan itu bergabung untuk tujuan dan target yang sama,” pungkasnya.(faz/dwi)