Musisi Ahmad Dhani Minggu (2/8/2015) memenuhi undangan untuk hadir ke Muktamar NU ke-33 di Jombang.
Dhani datang ke Muktamar NU dijemput di Bandara Juanda Surabaya, serta diantarkan oleh AH Tony Ketua Tim Kerja Koalisi Majapahit.
Tapi kedatangan Dhani ke Jawa Timur tidak hanya untuk menghadiri Muktamar NU saja.
AH Thony mengatakan, selain memenuhi undangan ke Jombang, Dhani juga berencana untuk berbincang dengan pimpinan parpol yang tergabung dalam Koalisi Majapahit.
“Setelah dari NU, nanti malam kita akan bicarakan beberapa hal terkait perkembangan Kota Surabaya,” ujarnya kepada suarasurabaya.net.
Thony mengatakan, permintaan Dhani ini tidak seperti biasanya. “Dia minta dijemput dan diantar dan bilang `nanti kita di mobil omong-omong,` berarti ada something, sesuatu yang akan disampaikan,” katanya.
Rencananya, dalam pertemuan dengan Koalisi, Thony akan mengundang beberapa pimpinan partai koalisi untuk membicarakan masalah di kota Surabaya.
“Barangkali ada urun rembug dari Dhani yang bisa mencairkan kota ini,” ujar pria yang juga sebagai Tim Penjaringan DPC Partai Gerindra Surabaya ini.
Berkaitan dengan pencalonan Pilwali Surabaya, Thony tidak membantah adanya kemungkinan bahwa Koalisi Majapahit akan mencalonkan Dhani dalam kontestasi.
Musisi yang juga produser musik asal Surabaya itu, kata Thony, sudah menyatakan kesanggupan sejak lama.
“Kalau memang dia dibutuhkan dalam kontes ini, dia bersedia,” ucapnya.
Akan tetapi dalam hal itu Dhani membutuhkan izin dari pimpinan-pimpinan partai politik, seperti Prabowo Subianto Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, atau Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB.
“Tapi, partisipasi dalam politik kan tidak hanya sebagai calon saja, tapi bisa dalam bentuk lain, misalnya proses suksesi atau sosialisasi,” katanya.
Hingga hari ini, Koalisi Majapahit masih menunggu datangnya rekomendasi dari DPP Partai yang tergabung untuk pasangan calon yang akan didaftarkan.
Bila memang pada hari terakhir perpanjangan pendaftaran pasangan calon turun rekomendasi dari DPP Koalisi Majapahit, Koalisi di Surabaya siap mendaftarkan pasangan calon tersebut ke KPU Kota Surabaya.
Sementara wacana yang berkembang di media massa, akan ada perpecahan pada Koalisi Majapahit ini.
Muncul nama pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, Dhimam Abror Djuraid berdampingan dengan Haries Purwoko, Ketua Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila (PP) Kota Surabaya, yang akan diusung oleh partai Demokrat bersama PAN.
Mengenai hal ini, Thony mengatakan tidak sampai sejauh itu. Sebab, keputusan apapun dari partai politik yang tergabung dalam koalisi akan dibicarakan bersama.
“Kalau memang terjadi seperti itu, bisa jadi partai yang mengusung termasuk pasangan calonnya, dianggap sebagai partai dan pasangan calon boneka,” ujarnya. (den/iss/dop)