Menjelang pelantikan menjadi Presiden RI ke VII pada 20 Oktober 2014, Joko Widodo (Jokowi) calon presiden terpilih berusaha melakukan komunikasi dengan Koalisi Merah Putih.
Jokowi ingin menunjukkan pada publik dirinya tidak ada masalah dengan Koalisi Merah Putih (KMP). Tidak seburuk yang ditulis di media.
Setelah mengadakan pertemuan tertutup dengan Aburizal Bakrie Ketua Umum Partai Golkar selaku Ketua KMP, Jokowi juga mengagendakan pertemuan dengan Prabowo Subianto yang dikalahkan pada Pilpres 9 Juli 2014 lalu.
Dalam pertemuan yang dilukiskan berlangsung dengan penuh rasa pesahabatan, Aburizal Bakrie menegaskan sikap politik Golkar tetap di KMP.
Di lain pihak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Presiden RI, terus melakukan berbagai upaya agar suksesi kepemimpinan nasional yang akan ditandai dengan pelantikan presiden dan wakil presiden baru, Jokowi dan Jusuf Kalla berjalan lancar dan aman, tanpa kendala apapun.
Hari ini, Rabu, 15 Oktober 2014, SBY akan menghadiri silaturahmi nasional di Sentul Internasional Convention Centre, Bogor yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri.
Gubernur, bupati, walikota, para rektor dan semua elemen yang terlibat pileg dan pilpres 2014 akan hadir. Kesempatan ini akan digunakan presiden untuk memberi pengarahan agar semua pihak mendukung pemerintrahan baru yang dipimpin Jokowi-JK.
Masih berhubungan dengan pergantian kepemimpinan nasional, nanti malam SBY juga akan mengadakan pertemuan dengan pimpinan MPR, DPR dan DPD di Istana Negara.
Siti Zuhro peniliti dan pengamat politik LIPI menyampaikan, Jokowi harus berani keluar dari kekangan untuk menemui lawan politiknya di Koalisi Merah Putih.
“Koalisi Indonesia Hebat jangan mengurung Jokowi dalam ruang politik yang sempit. Berikan kebebasan untuk berkomunikasi dengan siapa saja. Sebagai kepala negara Jokowi perlu banyak teman,” kata Siti Zuhro. (jos/ipg)