Semasa hidupnya, Ir Hj Sudjamik, dikenal sebagai tokoh perempuan yang ikut membesarkan PDI Perjuangan Jawa Timur. Bahkan ketika PDI Perjuangan didera konflik internal, Ir Hj Sudjamik dengan setia tetap menemani Sutjipto, suaminya, meski terus berada dalam ancaman dari penguasa saat itu.
“Bu Cip ini kalau bahasa Surabaya itu bongol. Seorang ibu yang bongol, sama sekali tidak takut meskipun saat itu tokoh-tokoh PDI Perjuangan termasuk Pak Cip dalam tekanan,” kata Bambang DH, sahabat sekaligus tokoh PDI Perjuangan Jawa Timur ketika ditemui di rumah duka di Jl Pakis Tirtosari no. 18 Surabaya, Kamis (30/10/2014).
Menurut Bambang, selain bongol, almarhum Sudjamik, juga dikenal santun dan tidak pendendam. Bahkan Sudjamik juga dikenal selalu bisa menyambung silaturahmi di antara tokoh yang terlibat konflik.
Bambang yang mantan Walikota Surabaya ini mencontohkan, ketika PDI Perjuangan mengalami konflik internal antara kubu Sutjipto dan kubu Latif Pujo Sakti, saat itu, Sudjamik-lah yang mampu mendamaikan keduanya.
“Memang berkonflik, tapi bu Cip ini bisa menjaga hubungan baik dengan bu Latif bahkan dengan pak Latif juga masih baik. Ini harus dijadikan contoh bahwa persoalan politik tidak harus dikaitkan dengan persoalan pribadi,” ujarnya.
Sekadar diketahui, Ir Hj Sudjamik, yang juga ibunda Wisnu Sakti Buana, Wakil Walikota Surabaya meninggal dunia di Rumah Sakit Darmo, Kamis (30/10/2014) sekitar pukul 04.00 WIB.
Sudjamik, meninggal di usia 67 tahun karena mengalami gagal ginjal. Almarhum akan dimakamkan di samping almarhum suaminya di pemakaman umum Keputih, Surabaya. (fik/ipg)