Puluhan warga Bangkalan, Madura melurug kantor Metro TV biro Surabaya yang menyayangkan tayangan “Metro Realitas” pada 17 Februari 2014. Tayangan ini dinilai mengandung nuansa provokatif dan adu domba antara tokoh besar di Bangkalan.
“Kami sebagian masyarakat Kabupaten Bangkalan sangat menyayangkan tayangan Metro TV tanggal 17 Februari 2014 pukul 23.00 WIB. ada nuansa sangat provokatif dan adu domba antara tokoh besar di Kabupaten Bangkalan seperti Fuad Amin dan KH Imam Buchori Kholil,” kata Syaifudin Wakil Ketua Gerindra Bangkalan, Rabu (19/2/2014).
Syaifudin juga mengatakan, tayangan Metro Realitas seakan mengungkit masa lalu bagaimana Pilkada Kabupaten Bangkalan antara Fuad Amin anaknya Makmun Ibnu Fuad dengan Imam Buchori itu ditayang ulang seakan-akan ingin bentrok lagi.
“Padahal di Bangkalan sudah damai. Jadi keputusan Mahkamah Konstitusi sudah memenangkan KH Makmun Ibnu Fuad menjadi Bupati Bangkalan. Tapi Metro Realitas kembali mencoba melakukan tindakan provokatif sehingga wawancara-wawancara antara Imam Buchori dan Fuad Amin ini diadu domba,” ujar dia.
Sehingga pihaknya mendatangi biro Metro TV ini untuk melayangkan surat teguran dan klarifikasi apakah memang Metro TV ini tidak profesional dan tidak independent.
Kemarin pihaknya hadir mengunjungi KH Fuad Amin menanyakan ditayangkan di Metro TV ini atas dasar seperti apa.” Apakah memang pada waktu reporter Metro TV datang ke kediaman Anda sudah dijelaskan bahwa ini ditayangkan untuk realitas? Fuad Amin menjawab tidak, kami didatangi oleh reporter Metro TV katanya bagaimana kiat-kiatnya Fuad untuk menangkan Gerindra di Bangkalan. Berarti kan sudah ada kebohongan di Metro TV yang dibelokkan ke tayangan Realitas. Jadi kami melihat bahwa Metro TV ini tidak independent,” ujarnya.
Sementara itu usai diluruk terkait tayangan “Metro Realitas”, pihak Metro TV biro Surabaya akan melakukan konfirmasi ke Jakarta karena ini termasuk tayangan nasional.
“Kita tidak berniat seperti yang disampaikan warga Bangkalan itu, membuat kegaduhan di Bangkalan. Karena tahun ini kita tahun politik jadi ada kebijakan dari redaksi untuk mengangkat persoalan politik yang pernah ada,” kata Farid Kepala Stasiun Metro TV Jawa Timur pada wartawan, Rabu (19/2/2014).
Yang jadi santer, lanjut dia, diantaranya Jawa Timur antara Pakde Karwo dan Khofifah yang kemudian diangkat. Kemudian Bangkalan ini menjadi menarik karena memunculkan figur Bupati termuda.
“Kita berkoordinasi dengan Jakarta karena ini siaran nasional. Apakah memang seperti yang disampaikan sebagian warga Bangkalan tadi soal proses pembohongan pada saat pencarian data dan wawancara narasumber. Apakah ada maksud untuk memelintir berita ini yang masih akan dikonfirmasi ke Jakarta. Karena kadang-kadang hal-hal yang diperoleh di lapangan ini menarik ini yang kita angkat,” ujar dia. (dwi/ipg)
Teks Foto:
– Perwakilan warga Bangkalan saat berdialog dengan kru Metro TV Biro Surabaya.
Foto: Dwi suarasurabaya.net