Berkampanye di Surabaya, Jumat (28/2/2014) Pramono Edhie Wibowo temui beberapa tokoh Tionghoa. Pertemuan dikemas dengan acara blusukan di Pasar Atom Surabaya usai sholat Jumat.
“Saya sengaja ke sini, pertama yang mengelola ini (Pasar Atom) saya kenal. Mereka juga mengundang saya untuk mengetahui saya lebih dalam,” kata Pramono Edhie, di sela-sela blusukan pasar.
Menurut Pramono Edhie, pasar rakyat seperti di Pasar Atom-lah yang selama ini terbukti mampu menjaga perekonomian Indonesia. Pedagang dalam sekala kecil menengah, dinilai lebih mandiri ketimbang pedagang besar.
Promono mengaku sengaja menemui tokoh Tionghoa karena ingin mengajak mereka bersama membangun Indonesia. “Gus Dur sudah membuka, diberi ruang bahwa dulu tidak boleh ini dan itu. Tapi sekarang bicara bangsa Indonesia tidak boleh lihat suku dan rasnya. Inilah Indonesia,” kata dia.
Dia mengakui, banyak orang Tionghoa yang ada di Indonesia ternyata lebih Indonesia ketimbang orang dari etnis lainnya. Bahkan Pramono sendiri mengakui bahasa jawanya saat ini telah kalah dibandingkan beberapa orang Tionghoa yang sudah lama menetap di Surabaya.
Disinggung terkait adanya konvensi tandingan yaitu konvensi rakyat yang salah satunya digagas Yusril Ihza Mahendra, Pramono tetap optimis jika konvensi Partai Demokrat lebih bisa diandalkan ketimbang konvensi rakyat.
“Apakah ada pemilihan presiden dari independen. Dalam sistem demokrasi atau politik kita tidak ada yang namanya calon presiden independen,” kata dia.
Konvensi Partai Demokrat, kata Pramono, juga akan berjalan sesuai dengan mekanisme yang telah disepakati. Karenanya, Pramono tetap yakin bahwa Partai Demokrat akan mengajukan satu dari 11 orang peserta konvensi sebagai calon presiden.
“Ibarat pacuan kuda, ini yang 11 sudah lari, tapi yang menang masak kuda yang ada di dalam kandang. Mana mungkin,” kata Pramono yang juga adik ipar Susilo Bambang Yudhoyono ini. Pramono juga optimis, dirinya-lah yang akan memenangkan konvensi kali ini. “Banyak yang meragukan, tapi saya jalan terus dan optimis,” pungkasnya. (fik/ipg)
Teks Foto :
– Pramono Edhie Wibowo (kiri) usai blusukan di Pasar Atom Surabaya.
Foto : Taufik suarasurabaya.net