Jumat, 31 Januari 2025

Distrik Merupakan Sistem yang Pas untuk Indonesia

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan

Burhanudin Muhtadi Pengamat Politik mengatakan permasalahan sistem pemilu Indonesia disebabkan oleh kurangnya kajian yang komprehensif yang dikaitkan dengan sistem pemerintahan dan sistem kepartaian, sehingga tidak ada harmonisasi.

“Salah satu contoh tidak harmonisnya sistem adalah masih adanya sistem recall dari parpol. Padahal kalau memang konsisten pakai sistem terbuka, parpol tidak memiliki kewenangan me-recall. Yang punya kewenangan adalah konstituennya,” ungkap Burhan dalam diskusi MPR RI membahas evaluasi Pileg 2014 di komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2014).

Contoh lain ketidakharmonisan sistem di Indonesia, kata Burhan, adalah berlakunya presidensiil yang terdiri dari begitu banyak partai, padahal seharusnya dari partai sederhana.

“Sistem terbuka yang berlaku sekarang belum didukung oleh UU, terutama soal transparansi penggunaan dana. Akibatnya money politic menjadi lebih masif,” serunya.

Sebagai masukan, Burhanudin mengusulkan sistem distrik sebagai alternatif. Sebagai konsekuensinya, jumlah partai bakal menyusut, dan sisi positifnya satu partai hanya mengajukam satu caleg terbaiknya dari tiap daerah pemilihan (Dapil).(faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Pohon Tumbang di Jalan Khairil Anwar

Mobil Tabrak Dumptruk di Tol Kejapanan-Sidoarjo pada Senin Pagi

Surabaya
Jumat, 31 Januari 2025
30o
Kurs