Delapan perempuan yang terpilih dan dipercaya untuk menduduki kursi menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan, menjadi bukti pengakuan kesetaraan Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla terhadap kemampuan perempuan di Indonesia.
Demikian yang disampaikan Yudha Irlang Koordinator Aliansi Masyarakat Sipil untuk Perempuan dan Politik.
“Ini sesuatu yang membanggakan, ada kesadaran bahwa kemampuan perempuan tidak diragukan oleh Presiden dan Wapres Jokowi-JK, di samping ini adalah milenium kedua, yakni eranya perempuan,” kata Yudha di Jakarta, seperti yang dilansir Antara, Senin (27/10/2014).
Yudha mengakui, komitmen Jokowi yang menaruh perempuan di delapan kursi menteri dinilai sebagai keputusan yang sangat berani.
“Keberanian Jokowi untuk mengekspresikan bahwa perempuan itu setara, itu pengakuan terhadap perempuan. Tinggal sekarang bagaimana para menteri perempuan itu menjawab tantangan Jokowi,” terang Yudha.
Menurut Yudha, para menteri perempuan perlu membuktikan bahwa kemampuan mereka memimpin lembaga negara sama baiknya dengan para pemimpin laki-laki.
Namun, dengan pengalaman yang dimiliki para menteri perempuan yang dipilih Jokowi-JK, ia merasa yakin bahwa lembaga yang mereka pimpin bisa lebih memajukan Indonesia.
“Yang perlu diingat adalah mereka saat ini menjadi menteri, mereka memimpin sebuah lembaga yang tidak hanya diperuntukan bagi perempuan, namun juga seluruh masyarakat Indonesia, termasuk juga laki-laki,” ungkapnya.
Delapan menteri wanita dalam Kabinet Kerja adalah Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi dan Menteri BUMN Rini Mariani Semarno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanan Yambise.(ant/nif/ipg)