Untuk yang kedua kalinya, Surabaya Dance Festival digelar di Surabaya. Kamis (12/07) malam, sejumlah koreografer dengan tari garapannya dijadwalkan membuka even ini di gedung Cak Durasim Taman Budaya Jawa Timur (TBJ).
“Ini yang kedua kita gelar di Surabaya. Dan di gedung Cak Durasim kita pusatkan segala kegiatan, mulai dari pementasan karya sampai dengan workshop serta diskusi seputar tari,” terang HERI PRASETYO Ketua Penyelenggara Surabaya Dance Festival (SDF), Kamis (12/07).
Sesuai jadwal, SDF 2007 digelar 12 – 14 Juli 2007 dan dipusatkan di kompleks TBJ jalan Gentengkali, Surabaya. Beberapa koreografer dari luar Indonesia dijadwalkan akan megisi pentas tari digedung Cak Durasim selama acara SDF.
SDF digelar sebagai upaya untuk memberikan wadah dan ruang ekspresi bagi para koreografer muda yang belakangan kesulitan menemukan ruang-ruang aktualisasi termasuk memperkenalkan karya-karya barunya. “Inilah ruang ekspresi buat para koreografer muda agar menemukan aktualisasi bagi karya-karyanya. Kita berharap itu bisa terus berlangsung,” tambah HERI PRASETYO saat ditemui suarasurabaya.net.
Untuk membuka SDF 2007, Kamis (12.07) malam dijadwalkan tampil 3 karya tari, Masing-masing karya berjudul Membaca Jilbab garapan LUSIYANAH dari Gresik, Tong Kosong garapan HERI LENTHO dari Surabaya, serta penampilan istimewa UKI NAKA penari asal jepang dengan tari Jejer Jaran Dawuk dari Banyuwangi.
Yang menarik dari 3 penampil pembuka ini, adalah tampilnya UKI NAKA gadis Jepang asal Tokyo yang menarikan sebuah karya tradisi dari Banyuwangi. Keterampilan dan keluwesannya menarikan Jejer Jaran Dawuk sungguh luar biasa.(tok)
Teks foto:
1. Tong Kosong garapan HERI LENTHO.
2. Membaca Jilbab karya LUSIYANAH.
Foto: TOTOK suarasurabaya.net