
Seorang siswa sekolah musik selain harus bisa membaca partitur juga harus memiliki stylistic awareness dari komposisi yang dimainkan. Kemampuan inilah yang bisa diasah dalam kompetisi musik sekaligus meningkatkan rasa percaya siswa tampil di depan publik.
IVON MARIA PEK PIEN Direktur Wisma Musik Galaxy (WGM) ditemui suarasurabaya.net, di sela Kompetisi Piano, Biola dan Vokal, Minggu (04/03), di Atrium Supermal, mengatakan memang tidak mudah bagi seorang siswa untuk tampil di hadapan publik. Padahal, itu amat penting bagi proses pengembangan kemampuan belajar siswa.
Melalui kompetisi, kata IVON, siswa akan terbiasa tampil di depan publik. Tapi ada juga beberapa peserta kompetisi yang seolah kehilangan kemampuan saat naik panggung. Dalam kompetisi yang digelar WGM, 3-4 Maret, memfokuskan penilaian pada kemampuan siswa menginterpretasikan komposisi yang dibawakan. Berikut penjelasan IVON, {clip*1}.
Sementara itu, IVANA VALENTINA Asisten Dosen di WGM yang juga menjadi juri kompetisi mengatakan ada perbedaan yang mendasar bagi peserta kompetisi musik di Indonesia dengan di luar negeri. Di Indonesia, biasanya anak-anak mengikuti kompetisi hanya sekadar tampil dan penguasaan tekniknya kurang.
“Di luar negeri, anak-anak bisa tampil secara profesional baik teknik maupun stylistic awareness terhadap komposisi yang dibawakan. Anak-anak di sana juga lebih mengenai history dari lagu termasuk komposernya,”ujarnya.
Total jumlah peserta kompetisi, kata IVANA, 45 orang berasal dari Surabaya, Sidoarjo dan ada juga dari Samarinda. Para peserta bersaing pada 15 kategori yang masuk dalam kompetisi itu. Setiap peserta hanya boleh bermain maksimal lima menit dan di ruang terbuka.
Peserta memang tidak diharapkan mengeluarkan kemampuan terbaik. Sulit bermain bagus tanpa partitur dalam waktu lima menit. “Dibutuhkan konsentrasi tinggi dan mental kuat untuk bermain dengan kondisi itu. Kompetisi ini juga bertujuan menumbuhkan itu pada setiap peserta,”ujar IVON.
Beberapa peserta yang bersedia tampil sekalipun tidak mampu menghilangkan seluruh kegugupannya. Dua peserta kelompok umur 7-12 tahun sempat berhenti menekan tuts piano di tengah-tengah permainan. Setelah menoleh ke kanan ke kiri, mereka kembali melanjutkan permainan. Kompetisi ini akan memilih spesial mansion setiap kategorinya.
Beberapa yang tampak bermain lepas saat latihan, juga kehilangan keluwesan saat harus bermain di sesi kompetisi. Namun, ada beberapa peserta yang begitu antusias berkompetisi. Mereka sampai ikut beberapa kategori demi menunjukkan kebolehannya. Berikut satu komposisi “James Bond” yang dimainkan DEWI peserta nomor 16 kategori Piano C, {clip*2}.
Wisma Musik Galaxy adalah sekolah musik dengan standar internasional. Banyak murid yang dikirim WGM untuk memperdalam pengetahuan musiknya di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Beberapa murid berhasil mendapatkan beasiswa atas bantuan WMG. WMG berdiri sejak 1998 dan telah memiliki delapan cabang di Jakarta dan Surabaya.
Teks foto :
– Anak-anak mengikuti kompetisi untuk meningkatkan rasa percaya diri tampil di depan publik
Foto : TITIN suarasurabaya.net