Ruang gerak bagi seniman lukis Jawa Timur, sangat terbatas. Bahkan sistem yang ada kurang mendukung seniman dalam menggelar karyanya. Ini diungkapkan RUSTAM ST Tim Pameran Arti Art Management di sela pameran karya 12 seniman Jawa Timur di lobi Hotel Shangri-La Surabaya.
Pada suarasurabaya.net, Jumat (28/09), RUSTAM mengatakan, meski sistem kurang mendukung tapi justru kolektor lukisan banyak di Jawa Timur. “Ini khan unik sekali jika dibandingkan dengan kondisi di luar Jawa Timur. Melihat kondisi yang ada, kita ingin membangun suasana yang kondusif bagi pelukis Jawa Timur dalam media yang tepat menyalurkan kreativitasnya,”ujarnya.
Dalam pameran yang kali pertama digelar Arti Art Management, ungkap RUSTAM, ada keunikan tersendiri. Karya pelukis senior dan yunior dipamerkan dengan aliran realis dan ekspresionis.
Kata RUSTAM, pameran ini merupakan tantangan tersendiri tatkala harus memilih materinya. Meski acuannya jelas yakni yang dipamerkan adalah koleksi galeri, namun harus mampu meletakkan porsi dengan benar dalam proses berkesenian.
“Kita mempunyai koridor yang jelas yakni menyambungkan antara karya seni dengan penikmat seni. Kita ingin tujuan pameran bisa tercapai dimana masyarakat umum bisa menikmati karya seni berkualitas, mengapresiasinya dan terpenting ikut andil dalam pengembangannya,”tukasnya.
PATRICIA MULJADI Communications Executive Shangri-La menambahkan pameran ini diikuti pelukis yang cukup punya nama di Jawa Timur. Diantaranya, MAKHFOED pelukis senior Surabaya, yang karyanya banyak dikoleksi galeri di Surabaya. WADJI MS pelukis senior yang dikenal dengan sebutan “Wadji Iwak”.
“Dan pelukis modern art Jawa Timur yang cukup dikenal, DJOKO SUTRISNO. Seluruh karya 12 seniman dipamerkan selama sebulan penuh dan kita mencoba menjadi media dengan menyediakan tempat pameran,”ujarnya. (tin)
Teks foto :
1. Lukisan D’KUSTIN ditawarkan sekitar Rp 18 juta
2. “Harimau” karya MUJIONO
Foto : TITIN suarasurabaya.net