Kepada narapidana anak-anak di Rutan Medaeng, Cak KANDAR menyampaikan bahwa melukis itu membebaskan jiwa. Karena melukis dapat mengungkapkan perasaan hati, atau sesuatu yang paling dalam pada diri manusia.
“Jangan terbatas pada bentuk. Silahkan saja mencoret apapun, jangan ragu-ragu dan membatasi diri.Ayo terus bergerak, gerakkan kuas yang kalian pegang. Jangan ragu-ragu, jangan berhenti hanya pada batas garis atau titik,” ucap Cak KANDAR dihadapan narapidana anak-anak di aula Rutan Medaeng, Rabu (01/08).
Anak-anak usia belasan tahun itupun melanjutkan coret-coretnya. Beberapa diantara mereka justru terdiam setelah mendengar anjuran Cak KANDAR itu. Beberapa lainnya justru manggut-manggut entah apa maksudnya, mengerti atau justru malah bingung.
Rabu (01/08) siang itu bersama rekan-rekannya dari komunitas seniman Surabaya, mendatangi Rutan Medaeng di Sidoarjo. Pada kesempatan itu Cak KANDAR ingin membagikan ilmunya kepada anak-anak kurang beruntung tersebut.
30 narapidana anak-anak, Rabu (01/08) siang itu, memenuhi aula Rutan Medaeng. Dengan tekun mereka mendengarkan uraian Cak KANDAR tentang melukis. Tak perlu panjang lebar Cak KANDAR memberikan arahan dan ilmunya, karena kemudian anak-anak itu diberi kesempatan untuk melukis sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
“Ini sesuatu yang menggembirakan, dan memberikan rangsangan pada anak-anak untuk tidak sia-sia mengisi hari-harinya dalam menjalani hukuman disini. Melukis memang memberikan keleluasaan untuk berimajinasi. Ini sangat bagus,” ujar ARI YUNIARTO Kasubsie Bantuan Hukum dan Penyuluhan Rutan Medaeng, pada suarasurabaya.net, Rabu (01/08). Dan anak-anak itu terus asik ‘bergulat’ dengan kanvas dan kuasnya.(tok)
Teks foto:
-Narapidana penghuni Rutan Medaeng belajar melukis.
Foto: TOTOK suarasurabaya.net