Senin, 10 Maret 2025
Di CCCL Surabaya

Alam Buatan JUMAADI, Dipamerkan Mulai Malam Ini

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan

‘Alam Buatan’ JUMAADI adalah sebuah alam metafora: susunan puisi jiwa yang mengungkapkan hakikat terdalam kehidupan dan kemanusiaan. Bermuara dari kenangan masa kanak-kanak, dongeng, cerita rakyat, kitab suci berbaur dengan alam khayalan dan mengendap di lautan bathin.

Di dalam ‘Alam Buatan’ JUMAADI, kosmos digambarkan dengan hutan, danau, bebukitan dan sebuah jalan setapak seolah tiada ujung, menuju yang maha indah. Selain rumput kering, bukit, sungai, pohon, tumbuh dari perut sepasang kekasih, lelaki menimang pohon, bidadari terbang dan seekor kerbau, seorang ibu dan anak menjelajah alam mimpi.

Adalah sederetan lukisan-lukisan kecil menggunakan media cat cair, akrilik, pena, pensil dan arang diatas kertas, yang dipajang per karya atau berpuluh lukisan disatukan, menjadi sebuah karya besar telanjang tanpa pigura. Setiap karya dituang dengan ketulusan yang sahaja namun kaya akan simbol yang mengantar kita kepada ‘Alam Buatan’ sang seniman. Dimana setiap bulan seolah menggumam merindukan Tuhan, setiap matahari seolah merintih menangisi kerusakan alam.

Seniman kelahiran Sidoarjo 33 tahun lalu itu, adalah figus yang sahaja dan ramah. Rumahnya di pojok selatan desa Pecantingan, Sekardangan, Sidoarjo kini menjadi ruang publik. Mahasiswa, pelajar, seniman dan masyarakat sekitar menjadikannya ruang publik. Itulah Rumah Budaya Pecantingan.

Rabu (24/01) malam ini, seniman Indonesia yang 10 tahun terakhir kuliah dan menjadi pengajar pada beberapa perguruan tinggi serta institut kesenian di Australia tersebut, berkenan memamerkan karyanya bertajuk ‘Alam Buatan’ di Salle France Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Surabaya.

“Pembukaan pameran sekitar pukul 7 malam. Menurut rencana, pameran dibuka oleh Konsul Kehormatan Prancis. Silahkan hadir, terbuka untuk umum. Ini kesempatan lagka,” ujar KRISHNA PRAMENDA Atase press CCCL Surabaya, pada suarasurabaya.net, Rabu (24/01) siang.

Teks foto:
1. Goresan cat air penuh kesederhanaan. Namun sarat makna simbol.
2. Kadang JUMAADI membiarkan karyanya tanpa pigura.
Foto: TOTOK suarasurabaya.net

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Tempat Laundry di Simo Tambaan

Kecelakaan Mobil Listrik Masuk ke Sungai

Awan Lentikulari di Penanggungan Mojokerto

Evakuasi Babi yang Berada di Tol Waru

Surabaya
Senin, 10 Maret 2025
29o
Kurs