Turnamen antar kampung atau Tarkam seringkali dinilai jadi salah satu cara efektif untuk menjaring bibit-bibit muda potensial, tak terkecuali olahraga voli.
Menurut Labib asisten pelatih dari tim voli putri Jakarta BIN, turnamen tarkam dan gala desa (galdes) berperan penting sebagai ajang untuk mencari bakat di tingkat kelurahan hingga RT, RW.
“Tarkam itu kan istilahnya bebas bon, artinya pemain nasional, klub itu bisa turun semua, sama dengan galdes,” ucap coach Labib sapaan akrabnya kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (21/7/2024) pagi.
Labib yang semalam bersama jajaran tim pelatih sukses membawa Jakarta BIN menjuarai Proliga 2024 itu menambahkan, selama ini banyak klub-klub voli yang belum muncul di kompetisi resmi, kualitas atletnya justru baru terlihat saat mengikuti tarkam maupun galdes.
“Banyak yang main disitu (tarkam) bukan mewakili clubnya, tapi atas nama tim lain. Nah itu yang nanti jadinya kita mengetahui oh anak ini bakat, disitu akan timbul banyak atlit,” ujarnya.
Meski demikian, dia mengakui di Kota Surabaya khususnya turnamen voli antar kampung sudah jarang digelar, jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain. Menurutnya, faktor kesibukan warga jadi salah satunya penyebab berkurangnya tarkam itu.
“Di Surabaya banyak klub-klub yang potensial dan perkembangan voli di kota ini sebenarnya sangat bagus. Namun, mungkin karena alasan kesibukan dan biaya, turnamen Tarkam menjadi berkurang. Padahal, di Surabaya banyak pemain voli yang berbakat,” tambah Coach Labib.
Lebih lanjut, dia menekankan pentingnya turnamen voli antar pelajar dan usia dini, supaya bakat-bakat muda bisa lebih terasah. Dari turnamen-turnamen yang digelar, bibit-bibit muda yang terlihat bisa dibina lebih lanjut.
Coach Labib menyatakan kalau perkembangan voli di Tanah Air saat ini semakin berkembang, terlebih dengan adanya kompetisi resmi seperti Proliga.
“Voli di Indonesia semakin maju. Bahkan, supporter voli Indonesia termasuk lima besar dunia dalam hal jumlah dan dukungan,” katanya. (ant/bil/iss)