Jelang menatap Pra Pekan Olahraga Nasional (Pra PON), sebanyak 52 cabang olahraga di Jawa Timur menjalani tes gizi dalam Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) di Gedung Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim.
Mustika Putri Tim Ahli Gizi KONI Jatim menyatakan, tes gizi tersebut akan dilakukan secara rutin untuk memantau perkembangan atlet sebelum resmi berlaga di turnamen sesungguhnya.
“Jadi, tes ini akan dilakukan kepada atlet setiap satu bulan sekali paling tidak,” ucapnya saat berada di ruang untuk tes gizi, Selasa (31/1/2023).
Ia menjelaskan, tes itu digunakan untuk mengukur komposisi tubuh, mulai dari massa lemak, massa otot, kekuatan tangan, kekuatan kaki, hingga hidrasi atau status air dalam tubuh.
“Ada juga untuk melihat kebutuhan energi, kemudian ada pengukuran BMI atau index massa tubuh, itu untuk mengetahui status gizi, status gizinya bisa obesitas, atau underweight, normal atau overweight,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa tes gizi atlet yang dilakukan saat ini merupakan pengukuran awal, sehingga masih butuh tes lanjutan untuk melihat hasil progres.
“Harus continue, jadi nanti di pengukuran kedua atau ketiga kita baru bisa melihat progresnya seperti apa, kalau awal-awal seperti ini banyak yang overfat atau lemaknya berlebih, karena mereka latihannya masih ringan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan bahwa setelah Pra PON, tes gizi akan tetap dilakukan hingga menjelang PON 2024.
“Satu bulan sebelum PON biasanya kami sudah selesai dalam pengukuran. Karena kan gizi ini sifatnya preventif, jadi kita harus menyiapkan dari jauh-jauh hari,” ujarnya.
Sebagai diketahui, di bulan Januari ini, tes gizi digelar selama delapan hari dengan jadwal bersamaan dengan tes fisik, yang mana telah dimulai pada Selasa (24/1/2023) kemarin dan terakhir hari ini, Selasa (31/1/2023).(ris/ihz/ipg)