Kericuhan antar dua sekolah, SMAN 9 Surabaya dan SMAN 5 Surabaya di kompetisi basket Piala Wali Kota Surabaya berujung sanksi.
Grace Evi Ekawati Ketua Umum Perbasi Jatim menyebut, keterangan sementara dari beberapa orang perangkat pertandingan, kericuhan dipicu tim SMAN 9 Surabaya yang terlebih dulu menyerang pemain SMAN 5 Surabaya di lapangan. Kemudian disusul rombongan suporter klub penyerang ikut turun.
“Sebetulnya kalu ngomong yang sesungguhnya, setiap game itu biasa, merebutkan sebuah kompetisi, yang satu pertahanannya bagus, kalau bertahan bagus otomatis ada body contact terjadi. Ketika itu terjadi, sebetulnya sudah ada rule, pemukulan sengaja atau tidak diasumsikan tidak sengaja dan dihukum oleh wasit. Namun karena (ada) seorang anak tidak terima sehingga bersikap kurang sopan ke wasit akhirnya SMAN 9 Surabaya dapat hukuman untuk perbuatannya,” ujar Evi, dikonfirmasi suarasurabaya.net Rabu (22/2/2023).
Selain itu, salah satu korban, pemain SMAN 5 Surabaya melakukan visum usai terkena pukulan. Sehingga, lanjutnya, usulan Disbudporapar Surabaya perlu dipertimbangkan.
“Iya Disbudporapar selaku penyelenggara kan berharap mencari bakat basket dan semua pihak berharap tidak ada (kejadian) seperti ini. Ini jadi pembelajaran untuk semuanya agar lebih baik kedepan, karena kemajuan bola basket kita trennya naik,” imbuh Evi.
Meski begitu, Evi belum bisa memutuskan bentuk sanksi yang diberikan pada SMAN 9 Surabaya. Ia akan berkoordinasi dengan dua sekolah itu terkait kejadian sebenarnya.
“Saya ini kan memang tidak ada di lokasi dan saya harus dengar banyak pihak. Kita akan berkomunikasi dengan SMAN 5 dan SMAN 9, kita akan kembalikan pada kejadian yang menjadi pemicu dan kembali ke AD-ART Perbasi. Bisa jadi iya (usuln Disbudporapar Surabaya), bisa jadi enggak. Saya harus lihat dulu tepatnya seperti apa. Kita harus beri keadilan, apa sanksi yang harus kita berikan untuk pelajaran pada yang lain,” bebernya.
Perbasi Jatim sebagai organisasi cabang olahraga basket yang memberi izin rekomendasi serta perangkat pertandingan, menurut Evi, kejadian ini baru pertama kalinya sepanjang Piala Wali Kota Surabaya bergulir setiap tahun.
“Selama ini sukses. Baru ini ada kejadian,” tandasnya. (lta/iss)