Jumat, 22 November 2024

Polling Suara Surabaya: Masyarakat Antusias untuk Menyaksikan Piala Dunia U-17 2023

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Hasil Wawasan Polling Suara Surabaya Media terkait ketertarikan masyarakat menyaksikan Piala Dunia U-17 2023. Foto: Bram Grafis suarasurabaya.net

Erick Thohir Ketua Umum PSSI mengajak masyarakat Jawa Timur (Jatim), khususnya Surabaya untuk memadati Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

Pasalnya, stadion kebanggaan Kota Pahlawan itu menjadi markas tim nasional (Timnas) U-17 Indonesia selama babak grup Piala Dunia FIFA U-17 2023.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya juga menyatakan hal serupa. Ia mengajak masyarakat Surabaya dan sekitarnya berbondong-bondong ke Stadion GBT guna menyaksikan Indonesia berlaga di Piala Dunia U-19 2023.

Dukungan masyarakat juga sebagai bukti ke FIFA bahwa Indonesia sebagai tuan rumah bisa memenuhi target jumlah penonton. Serta untuk menyukseskan Piala Dunia U-17 2023.

Lantas, apakah Anda tertarik untuk menyaksikan Piala Dunia U-17 2023?

Dalam diskusi di program Wawasan Polling Suara Surabaya pada Kamis (9/11/2023) pagi, sebagian besar masyarakat mengaku tertarik untuk menyaksikan Piala Dunia U-17 2023.

Dari data Gatekeeper Radio Suara Surabaya, dari 22 pendengar yang berpartisipasi, seluruhnya (100 persen) menyatakan tertarik menyaksikan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia.

Sementara dari data di Instagram @suarasurabayamedia, 122 voters (62 persen) menyatakan tertarik menyaksikan Piala Dunia U-17 2023 di Indonesia. Sedangkan 74 lainnya (38 persen) menyatakan tidak tertarik.

Berbicara soal Piala Dunia U-17 2023, Reza Pamungkas Technical Consultant Independent Indonesia Network menyatakan, ada banyak hal yang membedakan gelaran ini dengan event lainnya.

“Piala Dunia punya klasifikasi tersendiri. Kalau berhubungan dengan Piala Dunia, pasti di bawah FIFA. Mereka punya aturan dan tata cara tersendiri. Kalau tidak memahami poin tersebut, akan sangat rumit menjalankannya. Sebab tak seperti menjalanklan event yang lain,” ucap Reza saat mengudara di Radio Suara Surabaya.

Menurut Reza, FIFA punya banyak aturan yang harus dipatuhi. Mulai dari soal penonton, lapangan, hingga masalah wasit. Semuanya memiliki standar tersendiri. Karena ini adalah Piala Dunia, maka standar terbaik akan diterapkan FIFA.

“Tidak mudah untuk melaksanakan di lapangan. Memang rumit. Apalagi jika di dalam Piala Dunia itu ada unsur entertainment. Sementara ada pemakluman di Indonesia yang sebetulnya itu tidak boleh,” sebut Reza.

Ia mencontohkan soal lapangan. Regulasi FIFA sangat jelas, bahwa lapangan harus steril pada sehari sebelum pertandingan. Sementara jika bicara pembukaan, tentu ada gladi bersih.

“Biasanya sebelum pembukaan harus ada latihan. Itu sebetulnya tidak boleh dilakukan di lapangan. Sebab lapangan hijau harus steril, tidak boleh disentuh,” terang Reza.

Aturan ketat juga diterapkan di tribune stadion. Di mana para penonton yang masuk harus steril dari barang-barang yang tidak boleh dibawa ke stadion. Salah satunya flare atau suar.

Namun ada saja ulah oknum yang mencoba memasukkan flare ke stadion. Misalnya dilakukan beberapa hari sebelum laga. Kata Reza, ada beberapa kasus yang melibatkan oknum pengelola stadion.

“Maka dari itu, penting untuk menyadarkan diri sendiri. Serta saling menjaga dan melaksanakan semua aturan dan hal-hal yang terbaik untuk event ini,” terangnya.

Dalam hal akomodasi penonton pun berbeda lagi. Bercermin dari sejumlah event internasional, Reza menyarankan ke penyelenggara untuk menyediakan kantong parkir yang cukup. Serta mengedukasi

“FIFA sangat ketat. Kadang tidak bisa diintervensi pemerintah. Maka ada banyak hal yang harus dijaga bersama-sama,” ajaknya.

Sebab, jika berhasil menyelenggarakan Piala Dunia U-17 2023, bukan tidak mungkin Indonesia kembali dipercaya untuk menyelenggarakan event yang lebih besar di kemudian hari. (saf/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs