Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Jawa Timur (Jatim) berkolaborasi dengan Pasmar 2 untuk melestarikan jemparingan (panahan tradisional) dan sumpitan.
Caranya dengan mengadakan event yang melombakan kedua permainan tradisional itu di Lapangan Pasmar 2, Gedangan, Sidoarjo.
“Dengan dilombakan, KORMI Jawa Timur juga berupaya mencari atlet atau penggiat yang berprestasi,” kata Hudiyono Ketua KORMI Jatim dalam katerangan yang diterima suarasurabaya.net, Minggu (3/12/2023).
Jemparingan dan sumpitan merupakan olahraga dengan sentuhan kearifan lokal yang harus dilestarikan. Apalagi menurut KORMI Jatim, kedua olahraga ini masih banyak diminati masyarakat.
Berbeda dengan panahan modern, jemparingan menggunakan alat sederhana. Saat lomba, peserta memakai pakaian adat seperti batik, mengenakan udeng atau blangkon.
“Kalau sumpitan seperti tulup dengan pipa panjang. Kemudian ditiup untuk melepaskan jarum agar mengenai sasaran,” ungkapnya.
Meski konsepnya sederhana, pria yang akrab disapa Cak Hud ini mengakui jika jemparingan dan sumpitan tidak mudah dilakukan. Butuh konsentrasi dan fokus agar anak panah atau jarum sumpitan tepat sasaran.
KORMI Jatim mengusulkan agar jemparingan dan sumpitan juga perlu didaftarkan menjadi warisan budaya tak benda. Ini sebagai upaya menjaga agar jemparingan dan sumpitan tetap eksis di masyarakat. (saf/ham)