Muhammad Iqbal dan Kasim Botan, dua pemain Persebaya resmi mendaftar kuliah di Universitas Muhammdiyah (UM) Surabaya, pada Senin (19/6/2023).
Kedua pemain muda Green Force itu, masuk UM Surabaya melalui jalur beasiswa atlet yang dibebasakan biaya pendidikan, uang gedung hingga formulir.
Iqbal yang merupakan pemain kelahiran Kudu Ganting, Padang, Sumatera Barat mengambil jurusan S1 Psikologi.
Pemain yang pernah berseragam Timnas Indonesia U-19 tersebut mengaku, dirinya mengambil jurusan psikologi dalam kuliahnya, karena ingin mendalami ilmu yang berkaitan dengan mental.
“Saya ambil jurusan Pskilogi karena pemain bola mentalnya penting banget. Jadi ketika nanti belajar psikolgi, biar tahu ilmu-ilmu kesehatan mental, jadi bisa mental lebih kuat dan berguna,” ucapnya.
Ia mengatakan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting, karena menurutnya fisik memiliki tidak bisa kuat sampai tua, tatapi ilmu bisa menjadi bekal sampai tua.
Sedangkan, Kasim Botan pemain asal Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengambil jurusan S1 Pendidikan Agama Islam (PAI)
Mantan pemain Bhayangkara FC itu mengaku, memilih jurusan PAI karena memang tertarik untuk mendalami Agama Islam. Ia ingin ilmu yang akan dipelajarinnya nanti, dapat bermanfaat, terlebih ketika dirinya sudah tidak menjadi atlet dan kembali ke Flores Kota kelahirannya.
“Motivasi pertama dari teman-teman juga, karena satu satunya kampus Surabaya yang support para atelt untuk kuliah di sini. Saya rasa cocok untuk menimba ilmu di sini dan terimakasih banyak untuk pak Rektor yang sudah memberikan kami kesempatan untuk bergabung disini. Semoga kedepannya kami lancar di sini dan selesai,” paparnya.
Sementara itu, Sukadiono Rektor UM Surabaya mengatakan bahwa UM Surabaya memiliki kurikulum khusus yang dirancang untuk para atlet, sehingga akan memudahkan dalam hal perkuliahan yang lebih fleksibel.
“Tidak hanya atlet dari Persebaya, Universitas terbuka untuk seluruh atlet di seluruh Indonesia,” katanya.
Hingga saat ini, kata Suko, ada lebih dari 40 atlet yang kuliah di UM Surabaya melalui jalur beasiswa. Mulai dari atlet panjat tebing, futsal, sepak bola, hingga renang.
Ia berharap, ilmu yang didapatkan para atlet di UM Surabaya dapat bermanfaat di kemudian hari, ketika sudah tidak lagi menjadi atlet.
“Ilmu tetap berlaku sampai kapan pun, kurikulum atlet tidak terlalu mempersulit. Kita tetap memberi kesempatan untuk atlet kuliah di kampus ini, atlet mana saja. Ilmu tidak ada batas waktu, fisik ada keterbatasan,” pungkasnya.(ris/iss)