Qomarul Lailah atau yang akrab disapa Lia adalah guru mata pelajaran Bahasa Inggris dari SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya, yang terpilih jadi wasit perempuan Indonesia di Olimpiade 2020.
Qomarul Lailah menceritakan pengalamannya saat kali pertama menjadi wasit. Awalnya dia mengaku tidak tertarik menjadi wasit karena memang tak paham olahraga badminton.
Akan tetapi, setelah mendapatkan cukup banyak pengetahuan, Lia menjadi tertarik untuk mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi.
Hasilnya, ibu dua anak itu lulus. Kelulusannya itu tak serta merta menjadikan Lia sebagai wasit profesional.
“Sampai para pemain berteriak, kok, begitu wasitnya? Ada yang bilang, ini wasit lulusan mana harus sekolah wasit lagi? Saya terus belajar, saya terus baca buku Law of Badminton,” katanya.
Dari situ lah perempuan kelahiran Surabaya 24 September 1977 ini terus berjuang mengikuti berbagai ujian nasional di berbagai ajang.
Seiring perjalannya, Lia semakin melejit dalam dunia perwasitan. Namun, dia tidak melupakan kewajibannya menjadi pendidik mata pelajaran Bahasa Inggris Sekolah Dasar.
Menariknya, Lia menjelaskan seluruh ilmu yang diperolehnya juga diimplementasikan di sekolah tempatnya mengajar. Dia pun mengaku anak-anak itu selalu dia latih agar selalu disiplin, percaya diri, dan pantang menyerah.
Menurut dia, itulah yang menjadi poin penting dalam meraih kesuksesan.
“Kalau kamu pengen berhasil nak, disiplin nomor satu. Saya ajarkan mereka jadi bonek, jadi bonek sejati itu bukan kalau kalah main itu sakit hati terus berantem. Tetapi keberanian yang kita butuhkan. Nah bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu ‘wani’ bicara Bahasa Inggris,” lanjutnya.
Dengan begitu, dia berharap generasi penerus bangsa khususnya Arek-arek Suroboyo semakin gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-citanya.
Terakhir lia pun berterima kasih kepada berbagai pihak atasnya kesempatan yang diberikan, termasuk Dispendik Kota Surabaya.
“Terima kasih juga untuk Kepala Sekolah SDN Sawunggaling 1 Bu Sri Kis Untari dan semua pihak, matur nuwun sekali lagi,” tuturnya.
Sementara itu, M. Aries Hilmi Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya mengaku bangga Lia terpilih jadi wasit Olimpiade Tokyo 2020.
Baginya, dengan pengalaman yang diraih, Lia bisa menumbuhkan semangat baru baik kepada guru maupun pelajar yang ada di Kota Pahlawan.
“Jadi memang luar biasa ada guru kita yang jadi wasit di event internasional. Semangat inilah yang kita harapkan dan mampu mewarnai guru-guru yang ada di Kota Pahlawan,” katanya.
Aries menjelaskan, sebenarnya sosok Qomarul Lailah ini sudah beberapa kali menjadi wasit internasional. Karirnya di dunia perwasitan dimulai sejak 2000 silam.
Waktu itu dia masih jadi guru tenaga kontrak di salah satu SD di Surabaya. Seiring berjalannya waktu, Lia berhasil memimpin jalannya berbagai pertandingan badminton di kancah internasional.
“Tentunya ini menjadi kebanggaan buat kami semua. Bahwa tidak ada yang tidak mungkin apabila kita bersungguh-sungguh dan mengembangkan apapun yang kita miliki,” lanjutnya.
Selain itu, M. Aries Hilmi berharap, Lia dapat membagikan pengalamannya atas pencapaiannya dengan mengimplementasikan di tempat dirinya mengajar.
Hal ini menjadi penting dilakukan, agar semangat tersebut dapat menular kepada para pelajar di Kota Pahlawan.
“Yang paling penting apapun kita kembangkan dan bersungguh-sungguh, karena ini bisa menjadi percontohan bagi pelajar, khususnya di SDN Sawunggaling 1,” ujar Aries. (man/den)