Afghani Wardhana Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya menegaskan, sirkuit sepanjang 1,5 kilometer yang sudah tuntas dibangun cukup lama di sebelah selatan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya itu bisa untuk balap mobil maupun motor.
“Bahkan belum lama ini, sirkuit itu juga sudah dipakai oleh klub-klub anak muda untuk balap sepeda,” kata Afghani ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Minggu (19/12/2021).
Dia menyatakan itu merespons masih maraknya balap liar di Surabaya. Termasuk tertangkapnya ratusan pelaku dan penonton balap liar di Sidoarjo pada Sabtu (18/12/2021) malam kemarin.
“Artinya, tidak ada alasan bagi warga tidak bisa memanfaatkan sirkuit yang sudah ada. Ini gratis, tidak dipungut biaya apapun. Memang ada Raperda Retribusi yang sedang dibahas, tapi selama belum disahkan jadi Perda, pemanfaatannya gratis,” katanya.
Karena itulah Afghani menyarankan, anak muda yang hobi balapan di Surabaya segera membuat klub dan mendaftarkan diri ke Dispora Surabaya untuk mendapatkan jadwal latihan maupun kegiatan balapan di Sirkuit GBT.
“Saya harap bagi yang masih balap liar bikin klub sendiri kemudian menghubungi dispora, bisa latihan atau kegiatan di situ. Memang sirkuit ini panjangnya baru 1.500 meter, akan kami lengkapi sampai 2,2 kilometer dengan standar internasional,” katanya.
Meski belum sempuran, dia memastikan sirkuit itu sudah layak untuk berbagai kegiatan balap mobil, motor, bahkan sepeda. Terutama yang berkonsep drag race. Dan menurutnya sudah cukup banyak klub balap di Surabaya yang berlangganan latihan maupun menggelar acara di sana.
“Arahan Pak Wali Kota, agar semua sarana olahraga di Surabaya bisa dimanfaatkan masyarkat. Khususnya anak muda. Karena beliau sendiri hobi olahraga,” katanya.
Menurutnya, sirkuit yang menjadi bagian dari kompleks Stadion GBT di Surabaya Barat itu merupakan satu dari sebanyak 500 lebih fasilitas dan sarana olahraga yang dikelola Pemkot Surabaya. Mulai dari lapangan sepak bola, futsal, voli. Baik outdoor maupun indoor.
“Semua itu harus bisa dimanfaatkan masyarakat secara gratis, kecuali yang sudah ada perda retribusinya. Juga nanti akan menyesuiakan kalau Raperda Retribusi yang sedang dibahas sudah disepakati dan disahkan bersama DPRD,” katanya.
Untuk menjamin proses pendaftaran yang mudah, Afghani meminta para klub balap motor maupun mobil, atau klub balap sepeda yang merasa dipersulit saat mendaftar ke Dispora segera menghubungi nomor ponsel pribadinya, yakni di 082231855518.
“Kalau dipersulit langsung bisa hubungi ke nomor saya itu. Karena arahan Pak Wali jelas, semua sarana olahraga harus bisa dimanfaatkan warga. Jadi silahkan daftar, nanti kami akan menjadwalkan kegiatannya sesuai dengan pengajuan dari klub lain,” ujarnya.
Masalahnya, kata Afghani, mayoritas klub balap yang hendak memanfaatkan sirkuit GBT mengajukan jadwal di hari yang hampir bersamaan. Yakni pada Hari Sabtu atau Hari Minggu, dan waktunya pada pagi hari.
“Kami mohon anak-anak kami para penghobi balap untuk menjadwalkan kegiatannya jangan bersamaan. Datang saja ke Kantor Dispora di Lantai III Siola, nanti akan kami aturkan jadwalnya. Kami juga akan munculkan jadwalnya mulai Senin sampai Minggu dan semua akan mendapatkan jadwal untuk latihan,” ujarnya.
Mengenai masih maraknya balap liar di Surabaya dan sekitarnya, Afghani mengatakan, Dispora Surabaya selalu terlibat ketika ada pembalap yang tertangkap. Terutama dalam memberikan arahan dan pencerahan.
“Belum lama ini kebetulan habis ada operasi balap liar, Dispora hadir di sana memberikan arahan dan memberikan pencerahan agar mereka bisa latihan dengan baik. Tidak balapan di jalanan, sehingga bakat anak muda kita bisa disalurkan. Contoh saja Gerry Salim, yang sudah bisa jadi pembalap internasional,” ujarnya.(den)