Franky Effendi Ketua KOmite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sidoarjo mengatakan, pembibitan atlet dapat dimulai dari skala atau lingkup terkecil untuk menemukan potensi terbaik.
Dia mencontohkan, di Kabupaten Sidoarjo, penjaringan atlet dilakukan dari skala kecamatan karena potensinya tidak boleh terabaikan.
“Untuk pembibitan di Kabupaten Sidoarjo, dimulai dari kecamatan dilakukan penjaringan atlet karena potensi tidak boleh terabaikan,” kata Franky kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (5/8/2021).
Untuk atlet di Sidoarjo, kata Franky, diutamakan yang betul-betul putra daerah Sidoarjo dan pembinannya dimulai dari kecamatan.
Seperti pada ajang Porkab 2019, yang jadi juara justru dari Desa Tarik untuk cabang olahraga voli indoor.
“Dari wilayah yang belum tersentuh, begitu pembinaannya bagus timbul atlet berprestasi di daerah yang tidak pernah dipikirkan. Tentu ini menambah kompetisi,” terangnya.
Pembinaan, menurutnya, menjadi bagian penting dengan roh atau semangat utamanya dari sportifitas dan kejujuran para pembina.
“Atlet terbaik mendapat prioritas untuk dibina,” tegasnya.
Dalam hal ini KONI bukan hanya sekadar membina atlet, tapi bersinergi pula dengan orang tua dan dinas pendidikan karena masih ada ketakutan para atlet ini ingin jadi apa ke depannya. Sedangkan di Indonesia, kata Franky, masih membutuhkan ijazah untuk melamar pekerjaan.
Untuk itu, dibutuhkan peran serta masyarakat terutama pemimpin dan wakil daerah untuk membantu menjamin masa depan atlet, agar tidak ada lagi keraguan untuk berkiprah di bidang olahraga.
“Peran serta masyarakat terutama bapak kita bupati beserta DPR yang punya kewenangan untuk membantu paling tidak mempriotitaskan pekerjaan mereka di perusahaan daerah/swasta untuk menjamin masa depan mereka,” harap Franky.(dfn/ipg)