Gatot S Dewa Broto Sekretaris Menpora menjelaskan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan KBRI di London terkait berhentinya Timnas Bulutangkis Indonesia di kejuaraan All England.
“Kemenpora pagi ini sekitar jam 07.00 dan 07.35 baru saja berkomunikasi langsung dengan Wakil Kepala Perwakilan KBRI yakni Khasan Ashari di London atas sepengetahuan Pak Desra Percaya, Dubes RI London terkait kejadian yang menimpa atlet Indonesia di All England,” ujar Gatot dalam keterangan tertulisnya, Kamis (18/3/2021).
Menurut Gatot, Timnas Bulutangkis RI terpaksa mundur dari kejuaraan All England 2021 meskipun 5 pemain Timnas didampingi pelatih telah melakukan pertandingan dan menang. Ini karena 20 dari 24 anggota timnas mendapat notifikasi via email dari National Health Service (NHS) untuk wajib karantina Covid-19 selama 10 hari hingga 23 Maret 2021.
“Kewajiban karantina ini karena dalam trace and track terdeteksi berkontak dengan orang yang kemudian dinyatakan positif Covid-19,” jelasnya.
Kata dia, keputusan ini bersifat final, tidak dapat digugat, dan pemberlakuan sanksi bagi pelanggar. Gatot menjelaskan, NHS tidak diskriminatif dalam menerapkan aturan ini.
Kata Gatot, meskipun sebelum berangkat sudah divaksin dua kali di Jakarta dan saat datang juga negatif saat di Swab, tetapi karena hasil tracing mengindikasikan pernah satu pesawat dengan orang yang diduga terpapar Covid-19, maka sesuai aturan, terpaksa harus terkena karantina tambahan.
Kemenpora menyampaikan ucapan terima kasih atas perhatian dan respon cepat KBRI London yang luar biasa bantuannya sejak kedatangan Timnas dan saat info dari NHS itu muncul meski hanya berkomunikasi dengan timnas melalui Zoom Meeting untuk memberikan dukungan moral.
“KBRI di London meminta untuk memenuhi kewajiban karantina demi kesehatan dan akan terus membantu timnas hingga selesai karantina,” ungkap Gatot.
Sejauh ini, menurut Gatot, KBRI juga telah berkomunikasi dengan Panitia/BWF yang menyatakan pihaknya harus tunduk dengan ketentuan NHS dan meminta timnas memenuhi kewajiban karantina tersebut.
Gatot mengatakan, pada tanggal 18 Maret ini pun KBRI akan meminta klarifikasi lebih lanjut kepada NHS dan mempertanyakan kepada panitia kebijakan lanjut sehubungan mundurnya timnas, termasuk kemungkinan penundaan seluruh pertandingan.
Gatot menjelaskan kalau Kemenpora bisa memahami kondisi ini dan berharap agar Timnas tetap semangat.
Sebelumnya, dalam keterangan PBSI di akun @badminton.ina, seluruh Tim Indonesia dipaksa mundur dari turnamen Yonex All England 2021 dan tidak dapat melanjutkan pertandingan. Hal ini dikarenakan, saat penerbangan dari Istanbul ke Birmingham pada Sabtu (13/3/2021) lalu, terdapat penumpang yang terkena Covid-19. Namun, Timnas Indonesia tidak diberi tahu siapa, berapa orang, dan dari mana asal orang yang positif tersebut.
Sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif Covid-19, maka diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari. Sehingga, tim Indonesia terpaksa mundur dan melakukan isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre, terhitung 10 hari sejak kedatangan tim ke Birmingham pada Sabtu (13/3/2021) lalu
Baik dari BWF maupun Panitia All England sendiri pun tidak bisa berbuat apa-apa karena hal ini sudah menjadi regulasi pemerintah Inggris.
“Namun dapat dipastikan, keadaan seluruh tim Indonesia yang berada di Birmingham saat ini dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Hal ini merupakan kejadian luar biasa menyakitkan dan mengecewakan bagi kami semua,” tulis di akun tersebut.(faz/ipg)