Kontingen Jatim menghadapi peta buta persaingan dengan kontingen dari provinsi lain di PON XX Papua 2021 karena dampak Pandemi Covid-19 yang membuat banyak ajang olahraga nasional maupun internasional ditunda.
Selain itu, para kontingen yang tergabung di semua cabang olahraga di Jatim juga harus memaklumi pengurangan anggaran bagi atlet dan pelatih akibat terjadinya refocussing anggaran Pemprov Jatim untuk penanganan Covid-19.
Erlangga Satriagung Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim mengatakan itu saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Sabtu (25/9/2021).
“Semua (kontingen) provinsi, sesudah covid-19 2020 lalu itu semuanya memasuki peta buta. Karena sejak covid-19 sangat jarang pertandingan. Lomba nasional atau internasional. Tapi kalau bicara sebelum Covid-19 InsyaAllah Jawa Timur leading (memimpin,red),” ujarnya.
Selama pandemi Covid-19 berlangsung, kata Erlangga, tidak ada satupun atlet yang tergabung sebagai kontingen provinsi di Indonesia untuk PON yang melaksanakan pemusatan latihan daerah (Puslatda) secara optimal.
Para atlet di Jatim sendiri sudah menjalani Puslatda yang dinamai Puslatda New Normal, yang mana para atlet, pelatih, dan mekanik di masing masing cabor melakukan latihan terpusat dan steril dari interaksi dengan orang lain.
“Saya kira semua kontingen selama covid ini mengalami performance masing-masing atlet yang menurun. Cuma, kami tidak bisa melihat seberapa banyak penurunannya. Karena mulai 2020 pertandingan dan lomba nasional dan internasional sudah ditutup. Jadi sulit mengukurnya,” katanya.
Tidak hanya harus menghadapi peta buta, para kontingen Jatim sejak beberapa waktu lalu harus menghadapi tantangan besar lainnya. Yakni masalah dukungan anggaran dari Pemerintah Provinsi yang dikurangi akibat adanya refocussing untuk penanganan Covid-19.
“Anggarannya kemarin memang banyak dikurangi, kena refocusing untuk covid-19. Jadi, ya, sudah. Kami harus berjuang dengan anggaran yang ada. Tidak ada masalah,” ujarnya.
Erlangga mengakui, masalah anggaran memang sempat menjadikan persiapan untuk menyongsong PON Papua kurang sempurna. Tapi hal ini tidak mengurangi semangat para atlet, pelatih, dan seluruh official.
“Kami tidak cengeng-lah. Apa yang di-support Pemprov, kami jalankan seoptiomal mungkin. Jatim ini jiwanya pantang menyerah. Targetnya tetap menjadi juara umum. Untuk itu, kami juga sudah mempersiapkan diri selama empat tahun,” ujarnya.
Ada satu hal lagi yang membuat Erlangga yakin bahwa kontingen Jatim lebih unggul dari provinsi lainnya. Yakni pelaksanaan puslatda setiap atlet di masing-masing cabor dengan dukungan sport science.
Dukungan sport science, kata Erlangga, secara tersistem dilakukan oleh tim psikologi, tim kesehatan, tim nutrisi gizi, dan tim rehabilitasi.
“Mungkin kami satu-satunya provinsi yang melihat penurunan atlet secara terukur karena dibcakup sport science itu. Karena itu kami punya keyakinan, kami masih leading,” katanya.(den)