Timnas Italia, berpeluang menjadi tim pertama yang lolos 16 besar Euro 2020. Ini kalau berhasil mengalahkan Swiss, di laga kedua penyisihan Grup A, di Stadion Olimpico Roma, Kamis (17/6/2021) pukul 02.00 WIB.
Peluang Gli Azzurri cukup besar, karena mendominasi dalam debut melawan Turki pekan lalu, yang memenangkan 3-0. Gol-gol skuat Roberto Mancini, dicetak Merih Demiral, Ciro Imobile dan Lorenzo Insigne. Hasil itu menambah catatan kemenangan Italia. Agresivitas Italia, menurut Michael Algograsendy pengamat bola, tidak bisa diremehkan.
“Tantangannya ada di final touch. Penyelesaian akhir dari Italia pada pertandingan kemarin, kurang begitu bagus di babak pertama. Tapi di awal babak kedua, setelah terjadinya gol bunuh diri, Italia bermain lebih terbuka. Karena memang mau tidak mau, harus bermain lebih menyerang, harus mencetak gol untuk mengejar ketertinggalan. Tapi ternyata itu malah menjadi malapetaka. Karena dua gol sisanya tergantung bagaimana kepandaian dari Italia. Mereka harus bisa memanfaatkan space yang dibuka oleh Turki,” katanya.
Selain itu, dia melihat, motivasi Mancini kepada timnya saat jeda pertandingan, juga memberi pengaruh. Di beberapa interview, Mancini minta timnya bermain lebih tenang.
Faktor lain yang ikut berpengaruh, karena adanya kehadiran penonton. Penonton menjadi motivasi mereka bertanding. Menurutnya, “Italia salah satu tim yang harus diwaspadai lawan pada Euro kali ini.”
Menghadapi Swiss, sarat makna duel antar 2 tim yang seakan lupa kekalahan. Baik Italia dan Swiss, tim dengan kemenangan. Tapi Italia, menurut Algograsendy, berusaha mencetak gol lebih dulu, strategi mematahkan mentalitas lawan.
“Di pertandingan kali ini, Italia akan mendominasi permainan. Melakukan passing cepat. Salah satu faktor yang bisa dimanfaatkan Italia, bagaimana posisi kiri yang sempat merepotkan Turki kemarin, dan mungkin bisa menjadi tumpuan bagi kemenangan Italia dalam pertandingan melawan Swiss,” tegasnya.
Tapi memang salah satu kuncinya, kata dia, fokus pada lini pertahanan. Bagaimana pertahanan Italia mampu meredam agresifitas pemain Swiss. “Saya juga melihat keseimbangan tim, dimana Italia yang punya 3 pemain, yang pada pertandingan kemarin, mampu menjaga kedalaman dan kreatifitas tim, selama pertandingan. Kalau bisa menjaga ritme permainan seperti kemarin, bukan tidak mungkin Italia akan meraih kemenangan di pertandingan berikutnya.”
Swiss yang di laga perdana ditahan imbang Wales 1-1, disebutnya, harus tetap waspada.
“Italia harus tetap mewaspadai serangan balik dari Swiss. Harus berusaha mendominasi pertandingan, mengatur position, passing bahkan pressing, dengan tetap mewaspadai serangan balik. Karena Swiss juga punya pemain lini tengah yang cepat.”
Skema bola mati dari Swiss, menurutnya, juga harus diwaspadai. Seperti pada pertandingan kemarin, gol dicipta dari skema bola mati. Tiga pemain kunci di lini tengah, harus kompak mewaspadai bola-bola mati yang tercipta selama pertandingan. “Bagaimana pun Swiss harus diredam, dan Italia punya tim yang kuat untuk meredam itu,” cetusnya.
Di klasemen sementara Grup A, Timnas Italia memimpin dengan 3 poin, disusul Wales dan Swiss dengan poin sama, yakni satu poin. Sementara Turki, di posisi juru kunci dengan nol poin.
Sesuai ‘head to head’ 5 pertandingan terakhir, kedua tim nyaris seimbang. Tapi di 4 pertandingan berakhir seri itu, ada satu laga berbeda yang terjadi pasa 2003. Italia mengalahkan Swiss 2-1. Akankah hal itu terulang di laga kedua penyisihan Grup A Euro 2020 kali ini? (fay/cus/ipg)