Di masa pandemi saat tidak ada kompetisi, bukan waktu untuk berdiam diri. Para pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat mengadakan pelatihan khusus pebalap wanita bertajuk “Coaching Clinic Ladies Racer 2020”. Digelar (20/10/2020) di Sirkuit Balap Motor permanen Bukit Peusar Tasikmalaya, Jawa Barat.
Nanda Indira Jeany Direktur Women In Motorcycling IMI Pusat mengatakan, kebetulan saat ini di Indonesia sedang ramai dan banyak kelas wanita. Sehingga IMI ingin memberi pelatihan pada mereka belajar motor manual, bukan matic seperti selama ini. IMI Pusat sudah mengajukan ke Federasi Motor Internasional dan disetujui.
“Sedikit pemaksaan untuk belajar manual. Karena menargetkan tahun 2024, kelas wanita bisa masuk Pekan Olahraga Nasional (PON). Selama ini PON tidak ada kelas putri, hanya putra. Nanti dari coaching clinic ini ada data kalau pebalap wanita bisa menguasai motor manual,” ujarnya kepada Fitriana Ayu Suara Surabaya, Rabu (21/10/2020).
Kata pebalap wanita yang akrab dipanggil Jeany Momo ini, pesertanya hanya 20 pebalap. Itu pun hasil saringan dari webinar virtual beberapa waktu lalu dan pembatasan imbas pandemi.
“Mereka kebiasaan pakai motor matic, tapi hampir 75 persen ada yang menguasai. Tapi ada yang belum pernah memakai motor kopling. Ya saya sebagai Coach-nya, sabar-sabar memberi tahu simulasi. Mulai dari start, teknik menikung, pengereman, dan racing line,” kata Jeany.
Masing-masing pebalap wanita yang turun berasal dari Pengprov IMI Batam, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dia mengakui memang pebalap Jawa Timur yang tampil sesuai yang diinginkan, cepat adaptasi dengan motor manual.
“Gambaran dari pebalap-pebalap wanita itu masih dari Jawa Timur. Dua anak asuh saya yang jadi andalan Jatim yaitu Suci Mulyani dan Dyan Primitha, sering tanya bagaimana cara balapan bukan dengan motor matic,” ujar Jeany.
“Di Jawa Barat sekarang juga sering dibuka kelas-kelas untuk pebalap wanita dengan motor manual. Sementara memilih Sirkuit di Tasik, karena sering dipakai Motor Prix dan One Prix yang juga ada kelas wanitanya,” tambahnya.
Sesudah Coaching Clinic Lady Racer edisi perdana ini, kata Jeany Momo akan diajukan lagi untuk yang kedua. Dikhususkan untuk pebalap wanita lainnya yang belum pernah mencoba balapan dengan motor manual. Apalagi setiap IMI Pengprov juga diharapkan bisa menggelar kegiatan serupa, sama-sama mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan pebalap wanita.
Jeany Momo pun berpesan, tanpa ada kompetisi bukan berarti latihan balap terhenti. Tetap terus diasah dengan cara apa pun, siap turun di kompetisi balap berikutnya.(ayu/iss)