Arsenal menjuarai Piala FA setelah bangkit dari ketertinggalan dan menundukkan Chelsea 2-1 dalam partai final yang digelar tanpa penonton karena pandemi Covid-19 di Stadion Wembley, London, Sabtu (2/8/2020) waktu setempat (Minggu WIB).
Arsenal meraih trofi Piala FA ke-14 mereka disokong dwigol Pierre-Emerick Aubameyang, yang menghapuskan keunggulan yang sempat dimiliki Chelsea lewat gol cepat Christian Pulisic, demikian catatan laman resmi FA yang dikutip Antara.
Dengan demikian, Mikel Arteta berhasil mengalahkan Frank Lampard dalam persaingan jadi orang ke-18 yang pernah menjuarai Piala FA sebagai pemain maupun pelatih.
Arteta jadi sosok kedua yang berhasil melakukan hal itu bersama Arsenal setelah George Graham, yang juara sebagai pemain pada 1970/71 dan pelatih pada 1992/93.
Arteta sendiri dua kali juara Piala FA bersama Arsenal sebagai pemain yakni pada 2013/14 dan 2014/15.
Kedua tim segera saling ancam sejak sepak mula tetapi sundulan Aubameyang masih melenceng sedangkan sepakan jarak jauh Mason Mount bisa ditepis kiper Arsenal Emiliano Martinez.
Belum genap lima menit pertandingan berjalan, Chelsea memimpin lewat aksi umpan tumit cantik kiriman Olivier Giroud yang diselesaikan dengan sontekan sempurna oleh Pulisic demi memperdaya Martinez.
Arsenal hampir membalas tetapi tembakan Nicolas Pepe masih bisa dijinakkan tanpa kesulitan oleh kiper Willy Caballero, sebelum kemudian peluang Pulisic menggandakan keunggulan Chelsea dihentikan Martinez.
Pada menit ke-25, selebrasi para pemain Arsenal menyambut keberhasilan Pepe menyarangkan bola ke gawang Chelsea harus terhenti, lantaran hakim garis sudah lebih dulu mengangkat bendera pertanda offside.
Semenit kemudian, Arsenal mendapat peluang bagus setelah Aubameyang merangsek ke kotak penalti lawan dan terpaksa dijatuhkan oleh kapten Chelsea Cesar Azpilicueta, yang segera disambut Anthony Taylor dengan menunjuk titik putih.
Taylor sempat berkonsultasi lama sebelum VAR mengesahkan keputusannya dan Aubameyang yang jadi algojo sukses memperdaya Caballero demi menyamakan kedudukan 1-1 pada menit ke-28.
Tak lama berselang Chelsea harus kehilangan Azpilicueta yang tampaknya cedera hamstring digantikan oleh Andrea Christensen, hal itu praktis membuat mereka kehilangan kendali permainan tetapi hingga jeda tak ada gol tambahan.
Chelsea memasuki babak kedua dengan cukup percaya diri dan Pulisic kembali menebar ancaman lewat tusukannya melewati Rob Holdin, sayang talenta Amerika Serikat itu kemudian terkapar memegangi hamstring dan ditarik keluar digantikan Pedro Rodriguez.
Arsenal berbalik unggul pada menit ke-67 lewat gol kedua Aubameyang yang tenang menerima bola sodoran Pepe sebelum mengecoh Kurt Zouma dan melepaskan sontekan memperdaya Caballero.
Situasi kian memburuk bagi Chelsea sebab enam menit kemudian mereka harus merampungkan pertandingan dengan 10 pemain, setelah Mateo Kovacic menerima kartu kuning kedua dan diusir dari lapangan oleh Taylor.
Tensi pertandingan kemudian menjadi tegang dan Taylor mengeluarkan tiga kartu kuning beruntun dalam insiden yang tak perlu, satu untuk Antonio Ruediger, bek Chelsea, serta dua lainnya untuk Dani Ceballos, gelandang Arsenal, dan manajernya Mikel Arteta.
Lampard lantas melakukan tiga pergantian pemain langsung untuk mengatasi keadaan, mengirimkan Tammy Abraham, Ross Barkley dan Callum Hudson-Odoi masing-masing menggantikan Giroud, Mason Mount dan Ruediger.
Hal itu tampak cukup manjur bagi Chelsea yang terlihat lebih hidup, tetapi tak banyak peluang bisa diciptakan.
Malahan, Chelsea harus menyelesaikan pertandingan dengan sembilan pemain setelah Pedro cedera pada injury time yang membuat laga molor. Pedro bahkan harus ditandu keluar dan menggunakan alat bantu pernafasan.
Injury time yang sedianya hanya berlangsung tujuh menit molor lama dan peluit tanda laga usai ditiupkan pada menit ke-104 menandai keberhasilan Arsenal menjadi juara Piala FA.(ant/iss)