Keputusan Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mempersilakan Persebaya menjadikan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) dan Stadion Gelora 10 November (G10N) sebagai home base Persebaya, diapresiasi Fraksi PDI Perjuangan.
Syaifudin Zuhri Ketua Fraksi PDI Perjuangan mengatakan, keputusan cepat Pemkot Surabaya lewat kebijakan Wali Kota Risma dalam mencarikan solusi atas polemik home base Persebaya, adalah wujud kecintaan Wali Kota pada Klub sepakbola Kebanggaan Kota Surabaya itu.
“Bu Risma telah mencarikan solusi yang baik untuk Persebaya dan persiapan Piala Dunia U-20. Sehingga Persebaya bisa bermain di Kota Pahlawan dan persiapan Piala Dunia berjalan dengan baik tidak terganggu,” ungkap Syaifudin, Rabu (22/1/2020).
Menurut dia, Persebaya adalah klub sepak bola kebanggan arek-arek Surabaya. Sehingga seandainya tidak bermain di Surabaya ruh Persebaya akan hilang. Begitu pula pendukung Persebaya, yakni para Bonek pasti akan merasakan kesedihan yang mendalam karena tidak bisa mendukung klub kebanggaannya.
“Masalah ini sempat meresahkan Bonek. Sebab ada kabar Persebaya tidak bisa bermain di Surabaya. Makanya banyak protes kepada Pemkot Surabaya. Tapi Bu Risma bisa mengambil langkah bijak dengan tetap mengizinkan Persebaya main di stadion milik Pemkot Surabaya,” tuturnya.
Syaifudin mengatakan, Persebaya merupakan klub milik warga Surabaya, tak mengenal suku, ras, agama dan partai politik manapun. Jika mengaku warga Surabaya pasti akan mendukung Persebaya.
“Bahkan Persebaya bukan hanya milik warga Surabaya. Tapi juga menjadi kebanggan warga selain Surabaya. Buktinya ada Bonek yang berasal dari daerah lain,” ungkapnya.
Seperti yang diketahui, Pemkot Surabaya memastikan Gelora Bung Tomo tetap menjadi home base bagi Persebaya dalam musim kompetisi Liga 1 2020. Keputusan ini tertuang dalam hasil rapat audiensi yang digelar pemkot bersama pihak manajemen Persebaya dan perwakilan suporter Bonek di Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Surabaya, Rabu (22/1/2020).
Edi Santoso Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Dispora Surabaya mengatakan, selama rumput lapangan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) belum diperbaiki, maka dipastikan Persebaya dapat melangsungkan pertandingan di stadion tersebut.
“Bahwa Persebaya bisa main di Stadion GBT sampai akhir bulan Juli 2020. Selama rumput (GBT) belum diganti, maka Persebaya bisa main di Gelora Bung Tomo,” kata Edi.
Selain itu, pihaknya juga memastikan, selama pertandingan yang berlangsung di stadion terbesar di Jawa Timur tersebut, suporter juga tetap diperbolehkan untuk menonton. Namun begitu, ketika dilakukan pembangunan single seat, maka otomatis kapasitas penonton juga ikut dikurangi.
“Ketika ada pembangunan single seat, maka akan dikurangi (kapasitas penonton). Karena posisinya (single seat) belum sempurna dan sebagainya,” katanya.
Sementara itu, untuk pertandingan selanjutnya pada bulan Agustus 2020, Edi menyebut, Stadion Gelora 10 November (G10N) akan diproyeksi sebagai home base Persebaya. Untuk itu, pihaknya akan kembali menggelar rapat bersama manajemen Persebaya dan Bonek terkait konstruksi keamanan di Stadion G10N tersebut.
“Kita rapatkan minggu kedua bulan Juni, nanti bicara teknis. Karena masih perlu bicara konstruksinya dengan ahli konstruksi. Kaitannya dengan pengamanan,” katanya. (bid/tin/rst)